Walhi Minta Izin Pembuangan Limbah Newmont Dipantau

Reporter

Editor

Senin, 14 Maret 2005 20:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyatakan perlunya pemantauan biologi sebelum memberikan perpanjangan izin pembuangan limbah ke laut oleh PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). "Ini untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap keadaan yang sebenarnya terjadi," ujar Raja Siregar, salah seorang peneliti Walhi dalam konfrensi pers terkait permohonan izin perpanjangan pembuangan limbah tailing oleh PT NNT, Senin (14/3). Dengan pemantauan biologis, menurut Radja, mengedepankan dampak akhir dari suatu aktivitas pembuangan limbah ke laut ini pada manusia. Selama ini, menurutnya, pemantauan lingkungan untuk mengeluarkan izin pembuangan limbah hanya khusus pada bidang fisika dan kimia. Pemantauan jenis ini, hanya melihat pada kandungan kadar berbagai logam hasil buangan secaraterpisah. "Tapi tidak pernah dilihat dampak sesungguhnya pada kehidupan, jadi tidak menyeluruh," ujarnya. Ia menyatakan, untuk melakukan pemantauan ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Indikatornya menggunakan hewan bentos, yaitu kehidupan hewan yang benar-benar menetap pada suatu perairan."Pengamatan dilakukan pada perbandingan tingkat populasi dan dampak pencemarannya," kata Raja. Di samping itu, menurutnya, pemantauan jenis ini terhitung jauh lebih murah ketimbang pemantauan fisika dan kimia. Alasannya, peralatan dan bahan yang digunakan cenderung lebih sedikit. Untuk melakukan satu kali penelitian fisika dan kimia, ia memberi gambaran, tim terpadu Buyat memerlukan dana sebesar Rp 7 miliar. "Padahal hasilnya dapat memberi gambaran besar juga," katanya. Lebih lanjut ia menyatakan, bila nantinya pemerintah memutuskan untuk memberikan perpanjanganizin pada PT NNT, harus dibentuk mekanisme pemantauan yang transparan dan partisipatif. Transparansi ini terkait dengan indikator yang digunakan dan dalam cara pengambilan sampel. Sedangkan partisipatif yang dimaksud adalah dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat maupun lembaga swadaya masyarakat untuk dapat mengakses hasil pemantauan yang telah dilakukan. Hal ini menurutnya sangat penting karena selama ini selalu ada klausul penelitian yang melarang hasil penelitian dampak lingkungan dari suatu perusahaan untuk dipublikasikan. "Ini membuat kesulitan masyarakat untuk mendapatkan akses keadaan yang sebenarnya terjadi,"ujarnya. Rinaldi D Gultom - Tempo

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

23 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

44 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

54 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya