Kaum Perempuan Tolak Kenaikan Harga Minyak

Reporter

Editor

Selasa, 8 Maret 2005 21:47 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kaum ibu dan aktivis perempuan di berbagai daerah memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada 8 Maret ini dengan unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Aksi tersebut antara lain terjadi di Semarang, Solo, Palembang, Makassar, dan Mataram.Ratusan ibu rumah tangga dan aktivis perempuan dari Aliansi Perempuan Eks Karesidenan Surakarta (APKS) itu berkumpul di Bunderan Gladag, Solo, untuk memprotes kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak. Mereka membawa sejumlah poster dan spanduk, yang antara lain berbunyi, “BBM Naik, Ibu Rumah Tangga Menjerit”, “Mana Janjimu SBY”, dan “BBM Naik, Harga Melangit”. “Saya kecewa telah memilih SBY, karena baru menjabat beberapa bulan saja sudah menyengsarakan rakyat,” teriak Estu, ibu rumah tangga di Solo saat berorasi. “Janji-janjinya saat kampanye hanya manis di kata-kata. Karena itu, kami akan mencabut mandat SBY-JK. Banyak ibu-ibu yang kecewa telah memilih Pak SBY.” Puluhan aktivis perempuan di Semarang yang tergabung dalam Jaringan Peduli Perempuan dan Anak (JPPA) Jawa Tengah, Selasa (8/3), unjuk rasa dengan membawa sejumlah alat-alat dapur dan berorasi menentang kenaikan harga bahan baker minyak. “Kebijakan pemerintahan SBY menaikkan harga BBM merupakan bukti ketidakpahaman dan ketidakberpihakan terhadap persoalan yang dihadapi perempuan,” kata Indira, Koordinator JPPA.Pada saat yang sama, puluhan mahasiswa Semarang dari Liga Mahasiswa Nasional Demokratik dan Relawan Perjuangan Demokrasi juga melakukan aksi menolak kenaikan harga bahan baker minyak serta menuntut SBY-Kalla mundur. Di Palembang, ratusan ibu rumah tangga dari keluarga miskin kota di Palembang dan mahasiswa mendatangi kantor Gubernur Sumatera Selatan untuk menyampaikan aspirasi mnolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Para ibu yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak ini merupakan istri para supir bus kota, pengemudi perahu di Sungai Musi, tukang keruntung, penarik becak, dan buruh kasar. Mereka membawa anak-anak sekolah dan bayi, sebagai simbol kenaikan harga telah menyengsarakan kehidupan mereka. Ibu-ibu di Makassar memolak kenaikan harga bahan baker dengan unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Selatan dan kantor Pertamina wilayah VII Makassar. “Membeli minyak tanah dengan harga Rp 1.400-1.500 dengan pendapatan pas-pasan, kami tidak mampu,” teriak Suyatmi di depan kantor Pertamina.Sekitar 150 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Mataram menggelar aksi menolak kenaikan harga minyak dengan mendatangi kantor RRI setempat. Mereka menyiarkan tuntutan menolak kenaikan bahan bakar minyak dan menurunkan SBY-Kalla lewat radio pemerintah itu. (Anas Sy/Sohirin/Arief A/Irmawati/Supriyantho/Sujatmiko)

Berita terkait

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

13 hari lalu

10 Negara dengan Harga BBM Paling Murah, Indonesia Termasuk?

Berikut ini daftar negara dengan harga BBM paling murah di dunia, ada yang hanya dijual Rp467 per liter. Apa Indonesia termasuk?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

19 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

37 hari lalu

Terkini Bisnis: Dua Bulan Pertamina Tahan Kenaikan Harga BBM, Terungkap Pertamax Palsu di Empat SPBU Pertamina

Nicke Widyawati mengatakan Pertamina tidak hanya mengejar keuntungan. Sudah dua bulan perusahaan menahan kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

37 hari lalu

Dua Bulan Tahan Harga BBM, Bos Pertamina: Bukan Cuma Cari Untung

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan mengatakan Pertamina menahan harga BBM dengan mempertimbbangkan kondisi daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

6 Maret 2024

BBM dan Listrik Tak Naik Sampai Juni 2024, Ekonom: Sudah Tepat, Banyak Faktor Perlu Dipertimbangkan

Harga BBM dan listrik dipastikan tidak naik hingga Juni 2024. Ekonom menyebut langah tepat karena kenaikan minyak dunia baru dua persen.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

6 Maret 2024

Harga BBM Dipastikan Tak Naik hingga Juni 2024, Ini Pernyataan Jokowi, Airlangga, Erick Thohir, hingga Pertamina

Pemerintah memastikan harga BBM bersubsidi ataupun nonsubsidi tak naik hingga Juni 2024. Apa sebabnya dan bagaimana konsekuensinya?

Baca Selengkapnya

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

1 Maret 2024

Pertamina Tahan Harga BBM Nonsubsidi, Pemerintah Bantah Intervensi

PT Pertamina (Persero) kembali menahan harga BBM (bahan bakar minyak) nonsubsidi bulan ini. Pemerintah membantah adanya intervensi ke BUMN tersebut.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

5 Februari 2024

Airlangga Sebut Tidak Ada Kenaikan BBM Subsidi dalam Waktu Dekat

Anggaran subsidi BBM tertentu untuk tahun 2024 disepakati sebesar Rp 25,82 triliun dalam APBN.

Baca Selengkapnya

2 Faktor yang Buat Harga BBM Pertamina Tak Naik di Februari 2024

5 Februari 2024

2 Faktor yang Buat Harga BBM Pertamina Tak Naik di Februari 2024

Pengamat ekonomi energi Yayan Satyakti menilai ada dua faktor yang membuat harga BBM Pertamina bertahan di Februari 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Harga BBM Non Subsidi Pertamina Tetap Meski Kompetitor Naik, Erick Thohir: Untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

3 Februari 2024

Harga BBM Non Subsidi Pertamina Tetap Meski Kompetitor Naik, Erick Thohir: Untuk Jaga Daya Beli Masyarakat

Harga BBM nonsubsidi Pertamina tidak naik, meski minyak mentah dunia dan kurs per Februari 2024 naik. Erick Thohir menyebut untuk jaga daya beli.

Baca Selengkapnya