Pemerintah Didesak Selesaikan Kasus Jugun Ianfu

Reporter

Editor

Selasa, 8 Maret 2005 19:30 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung: Memperingati International Women's Day yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, ratusan orang yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate Jalan Diponegoro Bandung, Selasa (8/3). Dalam aksi itu mereka menuntut pemerintah memperhatikan nasib perempuan di Indonesia, termasuk yang sudah menjadi korban kekerasan saat penjajahan Jepang ke Indonesia, jugun ianfu. Aksi ini diikuti aktivis dari berbagai elemen, antara lain KomitePembebasan Perempuan (KPP), Aliansi Gerakan ReformaAgraria (AGRA), dan Front Mahasiswa Nasional (FMN).Aksi juga diramaikan kehadiran puluhan buruh tani dan ibu rumah tangga.Dalam tuntutannya, para pengunjuk rasa mendesakpemerintah serius mengatasi kasus-kasuskekerasan terhadap perempuan. Menurut mereka,perempuan Indonesia sudah memberikan kontribusiterhadap negara, tapi kontribusi itu seolah dilupakanbegitu saja. "Bahkan, soal jual beli perempuan darizaman penjajahan Jepang sampai hari ini tidak pernahterselesaikan," ujar Novi, aktivis dari KomitePembebasan Perempuan.Emah Kastimah, 75 tahun, salah seorang perempuan yangpernah menjadi jugun ianfu mengatakan sampai hari ininasibnya tidak menentu. Warga Kota Cimahi ini mengakuhidup sebatang kara dan tidak punya penghasilan tetap.Nasib serupa dialami oleh Suhanah, 82 tahun.Beruntung, Suhanah mempunyai anak angkat yang masihbisa membiayai kebutuhan hidupnya sehari-hari.Dari data yang ada di Komite Pembebasan Perempuan,sampai saat ini tercatat tidak kurang dari 1.178perempuan yang pernah menjadi jugun ianfu di Bandung.Sebagian besar dari mereka, sudah meninggal. "Yangmasih hidup sekitar 78 orang," ujar Ani Herningsih,aktivis Komite Pembebasan Perempuan.Menurut Ani, sebenarnya para jugun ianfu pernahmenggelar pengadilan rakyat di Jepang yang menuntutpemerintah Jepang agar memberi dana kompensasi danmeminta maaf secara formal. Pengadilan yang digelartanggal 8 Maret 2001 itu dimenangkan oleh para korban,dan hasilnya direkomendasikan ke PBB. "Pengadilanmeminta PBB untuk mendesak pemerintah Jepang membayarkompensasi terhadap para korban," kata Ani. Nilainya,kata Ani, 5 juta yen per orang.Namun, kata Ani, melalui satu lembaga keuangan bernamaAsian Women's Fund, Jepang membuat kesepakatan denganpemerintah Indonesia yang saat itu masih dipimpinPresiden Suharto. "Waktu itu, Menteri Sosial dipegangoleh Inten Suweno," ujar Ani. Dalam kesepakatan itu,kedua belah pihak setuju agar Indonesia tidak akanmenuntut kompensasi jugun ianfu karena itu menyangkutsoal aib.Setelah itu, kata Ani, melalui Departemen Sosialpemerintah Indonesia kemudian mencari daerah mana yangmembutuhkan panti jompo. Bantuannya, kata Ani, sudahdikucurkan lewat dua termin. "Tapi panti jompo inisekarang baru ada di Jawa Timur dan Yogyakarta, dantidak ada satu pun jugun ianfu di dalamnya," ujar dia.Karena itulah, kata Ani, sampai saat ini para jugunianfu di Jawa Barat belum pernah menerima apapun daribantuan ini.Ani berharap kesepakatan antara Jepang dan Indonesiaitu harus dicabut dulu, lalu kesepakatan bisa dimulaidari nol lagi. "Mudah-mudahan bantuan di termin ketigananti bisa diterima oleh (bekas) jugun ianfu di JawaBarat," ujarnya. Rana Akbari Fitriawan-Tempo

Berita terkait

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

16 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

23 Februari 2024

Ragam Aksi Petani di Yunani, Prancis, dan India: Kaum Petani Semakin Terpuruk

Aksi petani dan ribuan peternak di berbagai negara untuk menuntut pemerintah memenuhi hak-hak mereka dalam profesinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

6 Februari 2024

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

6 Februari 2024

Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

5 Februari 2024

5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya

Baca Selengkapnya

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

15 Januari 2024

Ribuan Petani Jerman Gelar Protes Massal, Bawa Traktor Hingga ke Berlin

Ribuan petani di Jerman menggelar protes kenaikan pajak oleh pemerintah. Mereka membawa traktor ke pusat kota Jerman.

Baca Selengkapnya