Warga Gunungkidul Antisipasi Serangan Kera

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Jumat, 9 Mei 2014 03:45 WIB

Terdapat hutan purba yang mengelilingi Gua Jomblang di ketinggian 60 meter , Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (4/4). Dengan ketinggian 60 meter wisatawan dapat menuju lubang luweng Grubuk (gua Grubung) dengan disinari cahaya masuk yang dikenal cahaya Surga. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO , Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul didesak segera mengalokasikan anggaran khusus guna mengantisipasi serangan rutin kera gunung memasuki musim kemarau tahun ini. "Kami berharap anggaran penanganan serangan kera tidak lagi dilimpahkan ke masyarakat bawah, tapi juga ada bantuan dari pemerintah," kata Camat Patuk, Haryo Ambarsuwardi, kepada Tempo, Kamis, 8 Mei 2014.

Salah satu wilayah yang paling rawan diserang kera gunung itu tak lain adalah kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, khususnya Desa Nglanggeran. Pada awal musim kemarau akhir April lalu, pihak kecamatan sudah mengumpulkan sejumlah warga untuk mengantisipasi pergerakan kera gunung itu.

Sebab, beberapa warga sempat melihat sejumlah kera mulai turun untuk mencari makan, khususnya di jalur wisata. Namun kera-kera itu tak sampai mengganggu para wisatawan. (Baca: Kera Menyerbu Lahan Pertanian )

"Kami sudah bentuk relawan sekitar 20 orang yang khusus menangani serangan kera ini dengan cara menyediakan tumpukan buah busuk di lima titik lereng gunung di atas areal lahan pertanian," kata Haryo.

Namun, Haryo melanjutkan, belum ada alokasi anggaran penopang kegiatan operasional bagi para sukarelawan yang bertugas mengantisipasi serangan kera yang biasa datang saat pertengahan kemarau itu. (Baca: Serangan Kera, Gunung Kidul Perlu Pasokan Buah)

Adapun soal stok buah busuk, pihak kecamatan mengaku sudah dibantu persediaan melimpah dari paguyuban pedagang di Pasar Beji, pasar tradisional setempat. "Hanya untuk penunjang gerak para relawan yang seminggu dua kali harus menyediakan buah dari pasar dan naik-turun gunung ini belum ada biayanya," kata Haryo.

Haryo menuturkan minimnya ketersediaan makanan dan air tiap musim kemarau di kawasan atas Gunung Nglanggeran biasa memicu turunnya kera-kera ke pekarangan dan lahan pertanian warga. Yang bisa dilakukan pihaknya hanya membuat kera-kera itu tak bertindak agresif dan membabi buta dengan merusak dan merampas hasil pertanian. "Kera-kera ini sebenarnya juga bagian obyek wisata khas, sehingga tak perlu dibinasakan, hanya dikendalikan gerakannya," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Gunung Kidul Supriyadi menuturkan masih tak ada anggaran khusus dari pemerintah untuk mengatasi serangan kera tahun ini. Alasannya, serangan itu hanya terjadi di titik-titik tertentu saja, seperti Kecamatan Paliyan. "Kami sarankan masih dengan pengusiran biasa atau ditangkap dengan jaring," katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK

Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY

Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK







Berita terkait

Pesona Alam Tiada Tanding, 5 Taman Nasional Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi

3 hari lalu

Pesona Alam Tiada Tanding, 5 Taman Nasional Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi

Lima taman nasional terbaik dunia ini menawarkan keindahan alam, satwa liar, dan petualangan tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

3 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

22 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

48 hari lalu

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

54 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

5 Maret 2024

Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

3 Maret 2024

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?

Baca Selengkapnya

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

27 Februari 2024

Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

Sebanyak 35 khatib masjid di Aceh diberi bekal pengetahuan soal larangan berburu satwa liar dan satwa dilindungi.

Baca Selengkapnya

Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

18 Februari 2024

Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.

Baca Selengkapnya