Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta bocoran koalisi saat berbincang dengan wartawan ketika menunggu kunjungan kenegaraan Putra Mahkota Brunei Darussalam Pangeran Al-Muhtadee Billah di Istana Merdeka, Jakarta (5/5). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba bersedia untuk ngobrol dan menjawab pertanyaan para wartawan secara langsung di Istana Merdeka, Senin, 5 Mei 2014. Situasi ini yang sangat jarang dilakukan SBY selama sepuluh tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia. (Baca: SBY Batal ke Kick Andy, Ribuan Kotak Makanan Nyaris Mubazir)
Dalam beberapa kesempatan protokol Presiden selalu merekayasa situasi wawancara dengan meminta wartawan untuk berkumpul di satu titik yang sudah lengkap dengan sound system. Kemudian SBY berjalan dan pura-pura bicara ke wartawan.
Dalam wawancara tersebut, wartawan juga sangat jarang diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan langsung ke SBY. Biasanya, Biro Pers Istana akan mencatat pertanyaaan segelintir wartawan yang diperbolehkan kemudian menyerahkan ke SBY sebelum wawancara terjadi.
Siang ini, sambil menunggu kedatangan Putra Mahkota Brunei Darrussalam yang terkena macet, SBY menyapa wartawan di Istana Merdeka. Jadwal acara yang mundur hingga 15 menit membuat SBY berulang kali mengarah ke titik wartawan berkumpul dan mengajak dialog. "Saya belum berhasil mendapat informasi wartawan tentang koalisi partai politik saat ini," kata SBY, Senin, 5 Mei 2014. (Baca: Kronologi SBY Batal Tampil di Kick Andy Show)
Beberapa wartawan tak membuang kesempatan langka tersebut dengan menyeletukan pertanyaan. Karena tak terbiasa, para wartawan juga nampak sungkan dan ragu bertanya. Pertanyaan yang sempat terlontarkan adalah perihal nasib konvensi Partai Demokrat dan kesan akan naik pesawat presiden untuk pertama kali.
"Saya belum bisa jawab. Saya belum pernah naik (pesawat yang baru itu)," kata SBY sambil tersenyum saat menjawab pertanyaan tentang pesawat presiden.