Ganjar Ngamuk, Pungli Jembatan Timbang Jalan Terus  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 5 Mei 2014 16:07 WIB

Jembatan timbang. TEMPO/Supriyantho Khafid

TEMPO.CO, Brebes - Marahnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat memergoki praktek pungutan liar di jembatan timbang Subah, Kabupaten Batang, pada Ahad pekan lalu belum menimbulkan efek jera. Praktek pungutan liar ternyata masih berlangsung secara terang-terangan di jembatan timbang lain.

Salah satunya di jembatan timbang Tanjung, Kabupaten Brebes. Jembatan timbang di tepi jalur Pantai Utara di Kecamatan Tanjung itu merupakan pintu masuk ke Jawa Tengah bagi kendaraan berat dari Jawa Barat dan Jakarta.

Dari pantauan Tempo pada Senin siang, 5 Mei 2014, para sopir dan kernet truk tampak sudah menyiapkan uang pas sebelum memasuki jembatan timbang. Rata-rata Rp 20.000. Tapi ada juga yang hanya menyiapkan Rp 10.000. Memasuki jembatan timbang, para kernet itu bergegas turun.

Tanpa harus menunggu proses pemeriksaan beban muatan, para kernet truk itu bergegas turun dan langsung menemui sejumlah petugas berseragam biru yang duduk di balik meja di teras kantor jembatan timbang. Tidak sampai satu menit, para kernet itu segera kembali naik ke truk.

“Anda sudah lama, ya, duduk di sini,” tanya seorang petugas yang menghampiri Tempo di warung makan di timur pintu keluar jembatan timbang. Di seragamnya tertulis nama Resno Winardi. Meski raut wajahnya tampak tidak bersahabat, Resno kemudian mengajak Tempo masuk ke kantornya.

Belakangan diketahui bahwa Resno adalah komandan regu jembatan timbang Tanjung. Meski demikian, Resno menunjuk stafnya yang bernama Andri Kumoro untuk menemui Tempo. “Kami bekerja sesuai SOP (standar operasional prosedur),” kata Andri.

Andri mengatakan jembatan timbang Tanjung ditarget menyetor pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp 10,6 juta per hari. Setoran PAD itu berasal dari denda yang dibayarkan para sopir truk yang membawa beban melebihi jumlah berat yang diizinkan (JBI).

Sanksi denda itu diberikan kepada kendaraan yang kelebihan muatannya di bawah 25 persen dari JBI. Adapun bagi kendaraan yang kelebihan muatannya lebih dari 25 persen akan dikenai sanksi tilang. “Kami sudah tidak mau seperti dulu,” kata Andri.

Seperti dulu yang bagaimana? Andri agak gelagapan menjawabnya. “Ya, kami tidak menerima mel-melan (suap). Mending suruh jalan terus saja truknya. Nanti bakal kena denda di jembatan timbang selanjutnya,” ujar lelaki asal Sleman, DI Yogyakarta, yang kini berdomisili di Kabupaten Batang itu.

Menurut Andri, sopir truk yang tidak mematuhi prosedur dan memilih menyuap daripada membayar denda sesuai dengan pelanggarannya justru akan merugi lebih besar. Sebab, dengan membayar denda, sopir truk akan mendapatkan secarik struk.

Struk bukti pembayaran denda di jembatan timbang pertama itu cukup ditunjukkan kepada petugas di jembatan timbang selanjutnya. “Jadi, tidak perlu membayar lagi,” ujarnya. Baru sekitar sepuluh menit sesi wawancara, Resno masuk ke ruangan. “Dia (Andri) harus segera bekerja,” katanya.

Beruntungnya, Resno masih memberi kesempatan Tempo untuk menyaksikan secara langsung proses pemeriksaan kelebihan beban muatan sejumlah truk yang masuk jembatan timbang. Menggunakan pengeras suara, Resno mengimbau para sopir menunjukkan buku ujinya.

Saat Tempo masih di teras kantor jembatan timbang, para staf Resno berusaha mencegah kernet-kernet truk yang hendak menyodorkan uang Rp 20.000 yang digulung atau dilipat kecil. “Baru sekali ini diperiksa. Biasanya cukup bayar Rp 20.000,” kata sopir truk bernomor polisi G (wilayah eks Karesidenan Pekalongan).

Karena pelanggarannya di atas 25 persen dari JBI, sopir truk bermuatan batu bara dari Cirebon tujuan ke Pekalongan itu terpaksa turun. Sekitar empat menit di dalam kantor jembatan timbang, sopir berumur sekitar 35 tahun itu keluar membawa secarik kertas tilang. “Kalau kelebihan muatannya hanya 1 ton masih kami beri toleransi,” kata Resno.

Sekitar 15 menit setelah Tempo meninggalkan teras kantor jembatan timbang, proses pemeriksaan kelebihan beban muatan itu masih dilanjutkan. Sejumlah petugas tampak sesekali melongok ke arah warung di sisi timur pintu keluar jembatan timbang.

Dari pengamatan Tempo, sejumlah sopir truk tampak kebingungan saat petugas langsung menyuruhnya jalan terus dan tidak bersedia menerima uang yang disodorkan. “Saya sudah biasa ngeblong (tidak masuk ke jembatan timbang, tapi memarkirkan truknya di sebelah pintu keluar),” kata Wardi, sopir truk fuso bernomor polisi N (Malang, Jawa Timur).

Sopir berkumis tebal itu turun dari truk dan berjalan menuju kantor jembatan timbang. Tidak lama berselang, sopir truk ekspedisi itu kembali ke truknya dengan wajah bingung. Uang Rp 10.000 yang sudah digulungnya dari awal masih utuh di tangan. “Tumben tidak mau dibayar. Ya sudah,” ujarnya sembari menyalakan mesin truknya.


DINDA LEO LISTY







Berita terkait

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

17 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

1 hari lalu

Rekam Jejak Andi Gani Nena Wea, Presiden KSPSI yang Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea ditunjuk Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Staf Ahli Kapolri. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

2 hari lalu

Saat Mahfud MD Cerita Kekalahan Pilpres 2024 Sambil Tertawa: Ya Dongkol, Tapi Move On

Mahfud MD mengatakan, meski aktif dalam berbagai jabatan pemerintahan, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar pergi dari dunia kampus.

Baca Selengkapnya

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

5 hari lalu

5 Hal tentang Ganjar Pranowo Setelah Berakhirnya Pilpres 2024 dan Putusan MK

Ganjar Pranowo menegaskan sikap politiknya untuk tidak bergabung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

6 hari lalu

Ganjar Akui Tak Akan Gabung Pemerintahan, Bagaimana dengan PDIP?

ganjar mengatakan dalam sistem pemerintahan juga penting adanya check and balances.

Baca Selengkapnya

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

6 hari lalu

Ganjar Ungkap Arah Politiknya Usai Kalah di Pilpres 2024

Menurut Ganjar, masih banyak persoalan yang dipesankan oleh Megawati berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yang perlu jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

6 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

6 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

8 hari lalu

Kasak-kusuk Koalisi Setelah Putusan MK

Ada lobi-lobi disertai pembagian jatah menteri di kabinet. Rencana koalisi PDIP disertai syarat tertentu.

Baca Selengkapnya

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

8 hari lalu

Sepedaan di Yogyakarta, Ganjar Pranowo Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo mengaku tak diundang untuk menghadiri penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya