Asap Riau Lebih Boros Ketimbang Erupsi Gunung Api

Reporter

Rabu, 30 April 2014 05:27 WIB

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan di tengah kabut asap yang menyelimuti kota di depan kantor Gubernur, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau (13/3). Selain menuntut penuntasan kasus-kasus HAM, jaringan solidaritas korban untuk keadilan juga meminta kepada Pemerintah agar secepatnya menyelesaikan permasalahan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO , Pekanbaru: Kerugian ekonomi di Riau akibat kebakaran hutan mencapai Rp 20 triliun. "Jauh lebih lebih besar dari APBD Riau yang hanya Rp 8 triliun," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho dalam Seminar Penanggulangan Bencana Asap di Pekanbaru, Selasa, 29 April 2014.

BNPB menghabiskan Rp 164 miliar untuk memadamkan api dari kebakaran lahan itu. Menurut Sutopo, sepertiga anggaran penanggulangan bencana nasional tersedot untuk pemadaman api di Riau."Jauh lebih boros dibanding bencana gunung meletus dan banjir di Indonesia," katanya. (Baca:Kabut Asap, 777 Titik Api Terdeteksi di Riau)

Kerugian akibat bencana asap sudah terjadi sejak 17 tahun lalu. Kerugian terbesar terjadi pada saat bencana asap Riau yang mencapai US$ 4,45 miliar. Angka ini, katanya, dua kali lipat dibanding tsunami Aceh.

Tahun 2014, BNPB memiliki anggaran penanggulangan bencana Rp 1,5 triliun untuk seluruh bencana alam seperti banjir, longsor dan gempa. Namun sepertiga anggaran justru dihabiskan untuk mengatasi asap Riau. (Baca:Kebakaran Hutan Riau Rambah Cagar Alam)

Tak cukup sampai disitu, BNPB terpaksa menyiapkan anggaran Rp 500 miliar untuk antisipasi asap Riau. Sebab memasuki bulan Mei-Juni diperkirakan bakal terjadi kekeringan di Riau yang berpotensi menimbulkan kabut asap. Dampak kebakaran lahan ini sangat luas sehingga memerlukan anggaran cukup besar. Dana itu untuk hujan buatan dan water bombing.(Baca:Hutan Terbakar, Produksi RAPP Anjlok)

Sutopo menyesalkan peristiwa ini terus terjadi di Riau. Dia berharap pemerintah Riau lebih cepat tanggap mengatasi bencana ini. Menurut dia, Riau perlu menganggarkan dana bencana melalui APBD sebagai langkah antisipasi. Terlebih perkiraan dampak siklus anomali el Nino lemah pada Mei mendatang bakal berpotensi terjadinya kebakaran lahan "Kami meminta pemerintah Riau menyusun rencana aksi yang lebih konkrit mengatasi masalah asap," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Said Saqlul mengaku pemerintah Riau telah merancang program antisipasi bencana asap. Salah satunya dengan membentuk Satgas Pemadam di setiap desa. Lalu mewajibkan setiap pemilik kebun memiliki embung (sumur) sebagai sumber air. Menurut dia, saat ini tengah dibahas dalam penganggaran APBD.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

22 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

47 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

51 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

52 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

52 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

53 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

57 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya