Pegiat yang tergabung dalam Indonesia Malaria Care Foundation melakukan aksi damai di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Selasa (23/4). Aksi tersebut mengingatkan masyarakat akan bahaya penyakit malaria yang telah memakan korban jiwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Lima pronvisi di Indonesia masih menjadi sarang penyakit malaria. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan lima pronvinsi ini menyumbang 80 persen kasus malaria di Tanah Air.
"Di Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur, malaria belum tereliminasi," katanya setelah memberikan sertifikat bebas malaria kepada 212 kepala daerah di Jakarta, Sabtu, 26 April 2014.
Nafsiah meminta kepala daerah di lima provinsi itu mengalokasikan dana operasional untuk mengurangi penyakit tersebut, termasuk biaya operasi. Ia pun meminta kepala daerah yang wilayahnya telah bebas malaria untuk membantu mereka untuk mengeliminasi penyakit tersebut.
Adapun pemerintah pusat, kata dia, mendukung provinsi-provinsi itu dengan memberikan pendampingan teknis, menyediakan kelambu berinsektisida, dan obat antimalaria gratis untuk mereka.
Secara umum, data Kementerian Kesehatan menujukkan angka korban dengan malaria menurun. Pada 2010, angkanya masih 1,96 per 1.000 penduduk. Namun turun menjadi 1,38 per 1.000 penduduk pada 2013.
Hingga tahun ini, ada 200 kabupaten dan kota dengan total penduduk 132,5 juta orang dari 595 kabupaten dan kota yang telah mencapai tahap eliminasi malaria. Di kota-kota tereliminasi itu tak lagi ditemukan kasus malaria.