Satu Anggota TNI Tewas Ditembak di Papua

Reporter

Sabtu, 26 April 2014 19:09 WIB

TEMPO/ Tjahjono Ep Eranius

TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Staf Daerah Kodam XVII/Cenderawasih, Brigadir Jenderal TNI Hinsa Siburian menyebutkan kelompok penembak yang selama ini beraksi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua bermotif kriminal, bukan ideologi Papua merdeka. Sebab korban pelaku penembakan juga ditujukan bagi warga sipil, seperti tukang ojek, guru, dan warga biasa lainnya.

“Bahkan pernah menembak mobil ambulans. Selain itu, kelompok sipil bersenjata ini sering memalak para sopir pengangkut sembako di tengah jalan dari Kabupaten Jayawijaya, Wamena ke Puncak Jaya. Jika tak diberikan, mereka tembak dan bunuh sopirnya. Jelas ini kriminal,” kata Hinsa ke wartawan, usai upacara pemakaman salah satu anggotanya yang ditembak kelompok sipil bersenjata di Puncak Jaya, Sabtu, 26 April 2014.

Pada Jumat, 25 April 2014, terjadi penembakan terhadap Pos Pengamanan Yonif 751 milik TNI di wilayah Gurage, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Para pelaku diduga dilakukan kelompok sipil bersenjata yang selama ini kerap melakukan aksinya di wilayah itu.

Penembakan yang terjadi pada pukul 13.45 WIT itu, menyebabkan dua anggota TNI dari Batalyon 751/Raider yang sedang patroli yakni Sersan Dua Polang Harahap terkena luka tembak di pelipis dan Sersan Dua Rahman Hakim tertembak di bagian bahu kanan. Akibat pendarahan, Sersan Dua Rahman Hakim tewas di tempat kejadian. Sementara Sersan Dua Polang Harahap saat ini dirawat di Rumah Sakit TNI Marthen Indey, Aryoko di Kota Jayapura.

"Setelah ditembaki, kami melakukan pengejaran dan juga berupaya membalas. Saat itu sempat terjadi baku tembak. Peristiwa penembakan ini terjadi saat anggota kami berpatroli rutin di sekitar pos. Tapi tiba-tiba, kami dihadang dan ditembak sekelompok orang yang muncul dari semak belukar,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Arh Rikas Hidayatullah, Sabtu, 26 April 2014.

Menurut Hinsa, pihaknya tak akan menambah personil dalam penguatan pengamanan di Pos TNI di Gurage, Puncak Jaya, yang sebelumnya ditembaki itu.

CUNDING LEVI

Berita lain:
Pilot Virgin Australia Kelamaan Nyalakan Sinyal Pembajakan
Office 365 Personal, Dilengkapi Layanan Cloud
Foxconn Kebingungan Saat Berinvestasi di Indonesia


Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya