TEMPO.CO, Ponorogo - Kepolisian Resor Ponorogo, Jawa Timur, sedang menyelidiki kasus pembunuhan dua bayi laki-laki kembar. Kejahatan ini terkuak setelah mayat kedua orok itu ditemukan warga di sebidang ladang di Dusun Patuk, Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Senin, 21 April 2014. “Dugaan sementara bayi tersebut dibunuh dan dibuang oleh ibunya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Ngrayun Ajun Komisaris Darmana, Selasa, 22 April 2014.
Ibu bayi kembar itu berinisial Jan, 39 tahun, penduduk Dusun Patuk. Ia diduga nekat menghabisi nyawa anak keempat dan kelima hasil pernikahannya dengan Marsimin, 44 tahun, karena kesulitan ekonomi. Pasangan suami istri ini hanya buruh tani yang berpenghasilan kecil.
Darmana mengatakan Jan diduga tega memukul bagian kepala kedua bayi yang masih berumur lima hari itu. Kemudian, dia membungkus orok tersebut ke dalam tas dan membuangnya di ladang dekat rumahnya. Warga yang menemukan mayat bayi itu lalu melaporkannya kepada polisi yang kemudian membawanya ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Harjono, Ponorogo.
Polisi telah menahan dan menyerahkan Jan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Ponorogo. Namun, dugaan itu belum dapat dijadikan acuan bagi polisi untuk mengungkap peristiwa itu. “Ibu bayi masih syok.”
Suyoto, salah seorang petugas forensik kamar jenazah RSUD dr. Harjono Ponorogo, mengatakan berdasarkan hasil visum et repertum ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada mayat bayi laki-laki kembar yang beratnya masing-masing 2,9 kilogram itu. “Kepalanya hancur. Yang satu jaringan otaknya sampai keluar,” kata dia.
Selain itu, petugas forensik juga menduga proses persalinan kedua bayi tersebut tidak lazim. Ari-ari bayi masih tersambung. “Sangat mungkin persalinannya dipaksakan dan tanpa bantuan petugas medis,” ujar Suyoto.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita terkait
Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis
12 jam lalu
Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.
Baca SelengkapnyaJumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi
16 jam lalu
Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?
Baca SelengkapnyaSederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar
19 jam lalu
Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaTak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini
1 hari lalu
Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.
Baca SelengkapnyaKasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti
3 hari lalu
Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.
Baca SelengkapnyaPembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah
3 hari lalu
Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali
Baca SelengkapnyaSuami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum
3 hari lalu
Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri
Baca SelengkapnyaTerkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas
3 hari lalu
Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.
Baca SelengkapnyaPolisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi
3 hari lalu
Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.
Baca SelengkapnyaAyah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu
3 hari lalu
Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.
Baca Selengkapnya