TEMPO Interaktif, Kupang: Ratusan sopir angkutan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, melalukan aksi mogok, menuntut pemerintah segera menaikan tarif angkutan. Mereka menuntut ongkos naik, untuk orang dewasa dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.500 dan untuk mahasiswa pelajar dari Rp 500 menjadi Rp 1.000. Mereka juga mendesak pemerintah dan Organda menaikan upah sopir karena saat ini upah mereka hanya Rp 250 ribu per bulanPara sopir angkot mogok sejak pagi hari dan tidak mengoperasikan kendaraan mereka. Aksi berlangsung tertib namun diawasi ketat aparat kepolisian. Aksi dilakukan dengan melakukan konvoi mengelilingi jalan-jalan utama di Kota Kupang dan berakhir di Gedung DPRD NTT. Dalam dialog dengan unsur pimpinan DPRD NTT, para sopir angkot mendesak agar pemerintah secepatnya menyesuaikan tarif angkutan kota dengan harga BBM. Ketua DPRD NTT, Melkianus Adoe, dan anggota Fraksi PDIP NTT, Yan Sehandi, kepada para sopir angkot mengatakan, akan segera meminta Gubernur menjawab tuntutan mereka. Selain ratusan sopir angkot, ratusan mahasiswa dan pemuda melakukan aksi yang sama di Gedung DPRD NTT. Mereka menilai, kebijakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menaikan harga BBM merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan janji-janji sebelumnya. Para demonstran berpendapat, SBY-Kalla tidak lagi berpihak pada rakyat, karena di bawah tekanan IMF, bank dunia, dan negara-negara kaya. Ratusan mahasiswa dan pemuda ini menolak berdialog di dalam Gedung DPRD, dan memilih bertahan di bagian depan Gedung. Para demonstran menilai, kenaikan harga BBM ini semata-mata untuk kepentingan pemerintah dan bukan masyarakat. Karena itu, mereka mendesak untuk segera menangkap para koruptor dan harta kekayaan disita untuk kepentingan rakyat. Jems de Fortuna