Presiden: Otonomi Khusus Solusi Final Konflik Aceh
Reporter
Editor
Kamis, 24 Februari 2005 20:07 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan kembali sikap pemerintah soal opsi bagi penyelesaian konflik di Nanggroe Aceh Darussaalam. "Sudah jelas solusi final untuk Aceh adalah otonomi khusus. Dan saya memberikan kesempatan untuk itu," kata Presiden kepada wartawan, yang ditemui usai menerima dua wartawan Metro TV yang sempat diculik kelompok bersenjata di Irak, Meutya Hafid dan Budiyanto, di Istana Negara, jakarta, Kamis (24/2). Presiden juga yakin, dunia luar mendukung Aceh tetaptetap menjadi bagian dari Indonesia. "Dunia puntidak ada yang mendukung lepasnya Aceh dari Indonesia," kata Presiden.Menurut Presiden, pertemuan di Helsinki yangberlangsung kali ini adalah pertemuan informal kedua.Pertama, kata Presiden, Indonesia bersedia melanjutkanpertemuan informal itu apabila agendanya jelas, yaitu pengakhiran konflik, berdasarkan otonomi khusus dan hal-hal lain yang berkaitan dengan itu. Kedua, kata Presiden, pemerintah bersedia meneruskanperundingan apabila pihak Gerakan Aceh Merdeka menaati agenda yang telah ditetapkan bersama. "Awalnya memang alot. Ini terjadi dimanapun juga. Tidak bisa sekalipertemuan menghasilkan sesuatu yang diharapkan," tambahnya. Pihaknya mendapat laporan terus menerus bahwaperkembangannya makin positif. Dalam arti, sudahmembahas lebih serius makna otonomi khusus, pengakhiran konflik, amnesti dan bagaimana mereka dapat hidup kembali sesuai hak-hak yang dimiliki. "Saya terus terang ingin betul konflik Aceh yang berlangsung 29 tahun ini bisa segera diakhiri," tandasnya. Abdul Manan