Kebakaran Hutan Riau Rambah Cagar Alam  

Reporter

Kamis, 3 April 2014 18:36 WIB

Sejumlah petugas Manggala Agni Kemenhut memadamkan kebakaran di Kabupaten Bengkalis, Riau (4/3). Hingga kini kebakaran lahan dan hutan di Riau belum bisa ditanggulangi optimal akibat cuaca kering yang mengakibatkan kebakaran terus meluas lebih dari 8.000 hektar. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan hebat yang terjadi di Riau masuk ke area cagar biosfer Giam Siak Kecil, Bukit Batu. Kebakaran yang terjadi sejak akhir Februari lalu memaksa Pemerintah Provinsi Riau menerapkan status tanggap darurat lebih dari satu bulan. Sebagian area hutan gambut di cagar biosfer Giam Siak Kecil terbakar setelah titik api muncul dari wilayah terbuka di sebelah utara dan selatan.

Yohanes Purwanto, Direktur Eksekutif Program The Indonesian Man and Biosphere, mengatakan penjagaan di wilayah cagar biosfer Giam Siak Kecil masih minim sehingga ada orang yang melakukan aktivitas ilegal, seperti perambahan dan pembakaran lahan. Ada juga wilayah terbuka (open access) bekas area hak pengelolaan hutan yang izinnya sudah habis.

Hampir selama tiga tahun area terbuka seluas 20 ribu hektare itu ibarat daerah "tak bertuan" karena pemerintah belum memberikan rekomendasi pengelolaan. "Titik api terbanyak justru ada di wilayah terbuka yang belum jelas siapa pengelolanya karena kawasan itu jadi titik masuk para perambah," kata Purwanto dalam jumpa pers di gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, (LIPI), Kamis, 3 April 2014. Terdapat sedikitnya 777 titik api di sana. Luas lahan yang terbakar mencapai 10 ribu. Api juga mengancam permukiman warga.

Luas cagar biosfer Giam Siak Kecil mencapai 700 ribu hektare. Area itu ditetapkan sebagai cagar biosfer dalam sidang UNESCO--Badan PBB untuk pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan--pada 2009 di Jeju, Korea Selatan. Cagar biosfer tersebut terbagi dalam tiga zona, yaitu inti, pelindung, dan transisi. Zona inti luasnya sekitar 179 ribu hektare, area pelindung mencapai 223 hektare, dan wilayah transisi seluas 304 ribu hektare. "Kalau tidak dijadikan cagar biosfer, wilayah itu mungkin sekarang sudah lenyap," kata Purwanto, yang juga merupakan profesor etnobiologi di LIPI.

Kepala Subdirektorat Pemadaman Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan, Sumarno, mengatakan cagar biosfer sudah dinyatakan bebas dari kebakaran sejak 29 Maret 2014. Ada 109 perambah dan pembakar hutan yang ditangkap. Tim dari Kementerian Kehutanan berhasil memadamkan api di wilayah seluas 2.942 hektare. "Titik api tersebar-sebar dan area pemadaman yang dilakukan tim lain, termasuk kepolisian, lebih luas lagi," kata Sumarno.

GABRIEL TITIYOGA




Topik terhangat:
MH370 | Kampanye 2014 | Jokowi | Prabowo | Lumpur Lapindo


Berita terpopuler:
Macam-macam Teror ke Jokowi
Habibie Perkenalkan Pesawat R80 Rancangannya
Heboh Agnes Pakai 'Popok' di Klip Coke Bottle

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya