Keluarga Satinah Pasrah  

Reporter

Editor

Zed abidien

Selasa, 25 Maret 2014 16:54 WIB

Puluhan aktivis Serikat Keluarga dan Mantan Buruh Migran melakukan aksi unjuk rasa, di depan Istana Negara, Jakarta (19/3). Dalam aksi damai tersebut mereka menuntut Pemerintah bertanggung jawab membayar diyat 21 miliar untuk menyelamatkan Tenaga Kerja Wanita Satinah yang akan menghadapi eksekusi hukuman pancung di Arab Saudi karena terbukti membunuh majikannya. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Semarang - Mata Mbah Kemi berkaca-kaca saat memandang foto anaknya, Satinah. Tatapan matanya kosong, mengharap agar anaknya itu bisa pulang terselamakan dari hukuman pancung di Arab Saudi.

"Saya hanya bisa berdoa," kata Kemi dalam bahasa Jawa di rumahnya, Dusun Mrunten Wetan, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa, 25 Maret 2014.

Hawa dingin udara Pegunungan Ungaran tak bisa mengobati keresahan keluarga. Di dalam rumah, para anggota keluarga murung, tak ada keceriaan sama sekali. Maklum, 5 April mendatang adalah batas akhir pembayaran diyat (uang ganti rugi) untuk menyelamatkan nyawa Satinah dari hukuman pancung. Rumah Satinah terletak di lereng Gunung Ungaran. Rumahnya berdinding tembok dengan lantai keramik.

Foto Sutinah menjadi satu-satunya obat rindu bagi Mbah Kemi dan keluarga. Sudah delapan tahun ini anaknya tak bisa pulang ke Ungaran gara-gara dihukum penjara dengan dakwaan membunuh majikannya. Satinah adalah anak terakhir dari enam saudara.

Meski sudah pernah berkeluarga, Satinah belum punya rumah. Ia masih tinggal di rumah ibunya. Selain Kemi, masih ada enam orang yang tinggal di rumah ini, yakni keluarga Paeri, kakak Sutinah. Ekonomi keluarga ini ditopang Paeri, yang kesehariannya bekerja jual-beli televisi bekas. Sedangkan istri Paeri, Lastri, bekerja serabutan.

Lastri menyatakan keluarga sudah pasrah atas nasib Satinah. Aset keluarga tak mungkin bisa menutup pembayaran diyat Rp 21 miliar. Pemerintah pusat sudah membantu Rp 12 miliar, sehingga masih kurang Rp 9 miliar.

Satinah pernah membangun rumah tangga bersuami Ruli dengan hasil satu anak bernama Nur Afriani. Namun hubungan Satinah-Ruli kandas di tengah jalan.

Sejak kecil, Satinah sudah membanting tulang bekerja di berbagai tempat. Pada 2002, Satinah nekat pergi ke Arab Saudi menggunakan jasa PT Djamin Harapan Abadi. Pada 2004, Satinah sempat pulang ke Indonesia. Pada tahun yang sama, Satinah pergi lagi ke Arab hingga 2006. Setelah itu, Satinah berangkat lagi ke Arab Saudi. Nah, kepergian yang ke tiga kali inilah Satinah belum pernah pulang lagi ke Indonesia. Sebab, pada 2007 dia diadili karena didakwa membunuh majikannya.

Menurut Lastri, Satinah hanya membela diri. Sebab, majikan Satinah sangat kasar. "Kalau salah bekerja sedikit saja langsung dipukul," kata Lastri menirukan ucapan Satinah.

Suatu ketika, Satinah membuat roti. Saat mendapatkan kekerasan dari majikannya, Satinah yang membawa alat pembuat roti membalas. Alat tersebut dipukul ke majikannya. Setelah itu, Satinah panik dan lari. (Baca: Di Pengadilan, Satinah Mengaku Bunuh Majikannya)

"Di tengah situasi panik, Satinah membawa tas. Ternyata, tas ini ada uangnya banyak," kata Lastri. Satinah pun naik taksi. Ternyata sopir taksi malah membawa Satinah ke kantor polisi sehingga dirinya ditangkap. Saat itul, Satinah langsung ditahan. (Baca juga: Bantu Satinah, Pemerintah Bujuk Keluarga Majikan)

ROFIUDDIN




Terpopuler:
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Jatuhnya MH370 Diungkap Satelit Inggris
Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370

Berita terkait

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

12 Juni 2023

Polisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang

TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.

Baca Selengkapnya

TKI Bermasalah Terbanyak Ada di Malaysia

8 Mei 2018

TKI Bermasalah Terbanyak Ada di Malaysia

Malaysia masih menjadi urutan pertama sebagai negara tempat TKI bermasalah terbanyak.

Baca Selengkapnya

TKI Makin Banyak yang Sadar Hukum

8 Mei 2018

TKI Makin Banyak yang Sadar Hukum

Jumlah pelaporan TKI bermasalah meningkat. Ini bisa mengindikasikan semakin banyak TKI yang sadar hukum.

Baca Selengkapnya

Soal Eksekusi Mati Zaini Misrin, RI Resmi Protes ke Arab Saudi

19 Maret 2018

Soal Eksekusi Mati Zaini Misrin, RI Resmi Protes ke Arab Saudi

Indonesia resmi menyampaikan protes ke Arab Saudi dan meminta penjelasan atas eksekusi mati terhadap pekerja migran Zaini Misrin.

Baca Selengkapnya

Kemenlu: Eksekusi Zaini Misrin Terjadi Saat Proses PK Berjalan

19 Maret 2018

Kemenlu: Eksekusi Zaini Misrin Terjadi Saat Proses PK Berjalan

Kementerian Luar Negeri menyayangkan eksekusi mati terhadap pekerja migran, Zaini Misrin, yang dilakukan saat proses PK kedua baru dimulai.

Baca Selengkapnya

Nusron Wahid: Pemerintah All Out Bela TKI Zaini Misrin

19 Maret 2018

Nusron Wahid: Pemerintah All Out Bela TKI Zaini Misrin

Kepala BNP2TKI Nusron Wahid mengungkapkan pemerintah sudah habis-habisan atau "all out" dalam menangani kasus TKI Zaini Misrin.

Baca Selengkapnya

Merokok Sembarangan, TKI Terbakar Parah di Malaysia

5 September 2017

Merokok Sembarangan, TKI Terbakar Parah di Malaysia

Seorang TKI terbakar parah setelah melemparkan puntung rokok ke lantai gudang berisi cairan yang mudah terbakar di Malaysia.

Baca Selengkapnya

WNI Asal NTT Dikabarkan Ditangkap Agen Intelijen Nigeria

22 Agustus 2017

WNI Asal NTT Dikabarkan Ditangkap Agen Intelijen Nigeria

Frederik Fatin Oemenu, diduga ditahan agen intelegen Nigeria dengan tuduhan melakukan pembajakan minyak

Baca Selengkapnya

Akui Curi Barang Majikan, TKI Siti Nur Sopiyati Dibui 12 Bulan  

8 Agustus 2017

Akui Curi Barang Majikan, TKI Siti Nur Sopiyati Dibui 12 Bulan  

Siti Nur Sopiyati, TKI, unggah foto-foto barang majikan yang dicurinya di akun Instgram, mengaku bersalah, dan dijatuhi hukuman 12 bulan penjara.

Baca Selengkapnya

Polri Memproses Hukum Kasus Pembunuhan oleh TKW di Singapura

3 Juli 2017

Polri Memproses Hukum Kasus Pembunuhan oleh TKW di Singapura

Kapolri memastikan proses hukum terhadap seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang terlibat pembunuhan di Singapura dilakukan di Indonesia

Baca Selengkapnya