TEMPO.CO, Malang -- Kepolisian Daerah Jawa Timur mengantisipasi ancaman terorisme yang bakal mengacaukan keamanan pemilu legislatif pada 9 April 2014 mendatang. Setiap hari, personil Kepolisian disebar ke sejumlah tempat, termasuk daerah yang dicurigai sebagai persembunyian jaringan pelaku teror.
"Jaringan teroris Poso masuk Jawa Timur," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Unggung Cahyono di Malang, Selasa malam, 18 Maret 2014. Sebelumnya, polisi berhasil menangkap pelaku terorisme yang memiliki bom. Hasil penyelidikan polisi menunjukkan bahwa jaringan terorisme bakal melakukan aksi di Jawa Timur. (Baca: Teroris Rekrut 'Calon Pengantin' di Penjara)
Bahkan, bom yang meledak di anjungan tunai mandiri (ATM) Karangploso, Kabupaten Malang, juga bagian dari aksi terorisme. Untuk itu, polisi memperkuat pengamanan dan berharap masyarakat turut berpartisipasi mengamankan lingkungannya sendiri. Selain berpatroli, polisi juga melakukan koordinasi setiap saat. (Baca:Pasca-Bom ATM, Polisi Jaga Obyek Penting di Malang)
Untuk pengamanan pemilu, Unggung melanjutkan, dikerahkan 28 ribu personel. Selain itu, polisi menyiapkan dua kapal tipe A dan tipe B dari Markas Besar Kepolisian. Kapal tipe A memiliki kapasitas angkut 100 personel. Kapal tersebut akan dikerahkan untuk mempercepat pengamanan dan distribusi surat suara dan logistik pemilu lainnya. "Pengalaman pilkada lalu, distribusi logistik terhambat hingga harus diangkut helikopter," katanya.
Selain gangguan keamanan, kata Unggung, pihaknya juga mengantisipasi distribusi surat suara ke daerah Kepulauan di Sumenep, meliputi Pulau Sepudi, Sepeken, Raas, Kangean dan Masalembu.
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Surat Curhat Putri Pilot Malaysia Airlines
Follow Akun Porno, Tifatul Sembiring Di-bully
Media Malaysia Sebut RI Bantu AS Sembunyikan MH370
Berita terkait
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini
8 Agustus 2015
Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.
Baca SelengkapnyaTNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda
9 Mei 2015
Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.
Baca SelengkapnyaDiduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang
8 Mei 2015
Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.
Baca SelengkapnyaKronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei
8 Mei 2015
Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.
Baca SelengkapnyaUpaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei
8 Mei 2015
Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih
8 Mei 2015
Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.
Baca SelengkapnyaKasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan
8 Mei 2015
Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.
Baca SelengkapnyaBiro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei
8 Mei 2015
Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.
Baca SelengkapnyaHamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum
7 Mei 2015
ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.
Baca SelengkapnyaWNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur
7 Mei 2015
Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.
Baca Selengkapnya