Sejumlah personel TNI AD berbaris mengenakan masker medis saat apel Satgas Tanggap Darurat Asap di Lanud Roesmin Nurjadi Pekanbaru, Riau (5/3). Sebanyak 2.530 anggota pasukan gabungan dari TNI-Polri hingga perusahaan bekerjasama untuk menanggulangi kebakaran di Riau yang kini masih dalam status Tanggap Darurat Asap. ANTARA /FB Anggoro
TEMPO.CO,Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa jengkel karena penanganan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak sesuai dengan harapannya. Sebab, bencana asap ini bukan baru kali ini terjadi. Asap tak kunjung hilang karena api belum berhasil dipadamkan.
"Tahun lalu keadaan darurat kabut asap juga terjadi, sekarang terjadi lagi," kata Moeldoko di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu, 15 Maret 2014.
Menurut Moeldoko, TNI akan menggandeng pemerintah daerah setempat untuk memberikan sosialisasi ini. Salah satu caranya, yakni menyebarkan selebaran ke masyarakat hingga berdiskusi bersama masyarakat.
Hari ini TNI mengirim 1.800 personel untuk membantu penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pasukan tersebut terdiri atas 900 personel Angkatan Darat, 450 marinir Angkatan Laut, dan 450 personel Paskhas Angkatan Udara. Mereka dipimpin oleh Brigadir Jenderal Prihadi Agus Irianto, Komandan Korem 031/Wira Bima. (Baca: Penyebab Asap di Pekanbaru yang Kian Pekat)
Selain mengirim pasukan, TNI juga mengerahkan sepuluh pesawat pengangkut C-130 Hercules dan satu pesawat CN-295. Dua dari sepuluh pesawat Hercules akan digunakan untuk menebar garam demi membuat hujan buatan.
Sebelumnya, TNI sudah menerjunkan 925 prajurit membantu penanggulangan bencana asap di Riau. Mereka terdiri atas 25 personel Angkatan Udara dan 900 personel Angkatan Darat. Pasukan tersebut berhasil memadamkan lahan seluas 2,871 hektare, atau sekitar 140 titik api, dari 4,878 hektare lahan yang terbakar.