Gumpalan asap membumbung tinggi dari kebakaran di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau (6/3). ANTARA /FB Anggoro
TEMPO.CO, Jakarta - Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau hingga kini masih mengganggu warga Riau dan sekitarnya. Bahkan, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kabut asap makin pekat. "Kualitas udara masih dalam kondisi berbahaya," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu, 15 Maret 2014.
Menurut Sutopo, berdasarkan pantauan satelit NOAA, hingga pagi ini masih ada 16 titik api yang tersebar di Bengkalis, Dumai, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, dan Meranti. Sedangkan satelit Aqua MODIS mencatat ada 162 titik api.
Tadi malam, Sutopo melanjutkan, hujan sempat mengguyur Kota Pekanbaru. Namun hujan hanya berlangsung sekitar sepuluh menit. Jarak pandang terjauh di wilayah Pekanbaru hanya 500 meter.
Tak hanya masyarakat Riau, warga di Sumatera Barat juga masih dilanda bencana asap. Salah seorang warga Kabupaten Tanah Datar, Supratman, mengatakan pagi ini asap masih menyelimuti udara. Tak hanya mengganggu pandangan, asap juga menyebabkan penciuman masyarakat terganggu. "Kabutnya bau dan membuat kerongkongan perih."
Untuk mengurangi asap dampak kebakaran, kata Sutopo, BNPB akan mengerahkan helikopter untuk menjatuhkan bom air. Tim pemadam api akan diarahkan ke utara, yaitu Bengkalis dan Rokan Hilir. BNPB juga akan mengoptimalkan modifikasi cuaca dan pengerahan pasukan darat untuk pemadaman.
Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau
28 Juni 2023
Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Kampar telah menandatangani Perjanjian Pengalihan dan Pengelolaan 10 Persen PI alias Participating Interest dari Wilayah Kerja (WK) atau dikenal Blok Rokan dan Blok Kampar untuk Provinsi Riau.