Utang Kopi Ayah ke Balita yang Dibunuh Ibunya
Editor
Purwani Diyah Prabandari
Jumat, 14 Maret 2014 06:36 WIB
TEMPO.CO, Bandung Barat - Rasa kehilangan anak tersayang masih mendera Kasito, suami Dedeh Uum, ibu tersangka pembunuh anak sendiri, Aisyah Funny, 2 tahun. Kasito mengaku masih merasa berutang kepada Funny yang dia temui terakhir, Ahad, 9 Maret 2014, atau dua hari sebelum si bungsu itu dibunuh ibunya. (Baca: Ibu Pembunuh Anak Terancam Hukuman Mati)
"Saya merasa berutang kopi hitam hangat sama almarhum," aku Kasito saat ditemui di rumahnya di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis pagi, 13 Maret 2014. Meski baru 2 tahun, kata Kasito, Funny hobi mencicipi kopi, terutama kopi yang tengah diminum ayahnya.
"Kalau saya sedang duduk-duduk seperti sekarang ini dengan ditemani segelas kopi hitam hangat, Funny biasa mendekat. 'Ini kopi ayah?' Kalau sudah dingin atau hangat, biasanya dia ikut minum kopi saya," tutur Kasito sambil menerawang menahan air mata.
Ia pun menuturkan riwayat utang kopi hangat kepada si bungsu. Awalnya adalah saat dia bersama Funny dan si sulung Muhamad Rizaldi, 14 tahun, berkunjung ke rumah salah satu nenek mereka di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
"Waktu itu kami diundang ke Margaasih. Saya ajak Funny dan Rizaldi yang mengemudikan sepeda motor," tutur Kasito. Di sela bertamu, karyawan sebuah apotek ini disuguhi segelas kopi dan beberapa makanan ringan.
"Di sela bermain-main, dia (Funny) nyamperin. 'Ini kopi ayah?'" Kasito mengisahkan. Namun, lantaran sajian kopi hitam dalam gelas masih terlalu panas, ia meminta Funny tidak meminumnya.
"Tunggu sampai hangat (agak dingin) baru Funny boleh minum. Tapi saat itu saya malah lupa. Dia menagih, 'mana kopi ayah?' Kopinya sudah saya minum habis. Mau bikin lagi, enggak sempat," aku Kasito. Bapak-anak itu lantas pulang ke Padalarang, menunda kopi hangat buat Funny.
Esok paginya, Senin Subuh, 10 Maret, Kasito pun memulai rutinitas yang ia lakoni selama 13 tahun terakhir. Ia bertolak menuju tempatnya bekerja di sebuah apotek di Bogor. "Enggak ada firasat buruk apa pun, apalagi soal Funny."
Namun Selasa pagi, 11 Maret, telepon genggam Kasito menerima pesan pendek aneh dari Asep, adik Dedeh. Isinya dia diminta segera ke RS Hasan Sadikin Bandung. "Alasannya cuma dibilang, ada penting," kata dia.
Tak enak hati, Kasito pun meminta izin bosnya untuk pergi ke rumah sakit di Kota Bandung itu. Baru setiba di rumah sakit pelat merah itulah, dia diberitahu Asep ihwal peristiwa yang menimpa Funny. Ia langsung syok, air matanya tumpah.
"Di kamar mayat saya periksa jasad Funny. Saat itu saya lihat tubuhnya putih bersinar. Saya peluk dia," aku Kasito. Selang sesaat, ia teringat pertemuan terakhir dengan Funny. "Sekarang rasanya malas minum kopi," aku dia. (Baca: Pembunuh Anak Kandung Meyakini Anaknya Masuk Surga)
ERICK P. HARDI
Terpopuler:
Gadis 16 Tahun Dibunuh, Tragedi Ade Sara II?
8 Hal Membingungkan Soal Pesawat Malaysia Airlines
Di Pelukan Ibu Ade Sara, Dua Wanita ini Menangis Minta Maaf