2013, Kekerasan terhadap Perempuan 280 Ribu Kasus  

Reporter

Sabtu, 8 Maret 2014 10:54 WIB

Sebuah baju yang bertulisan "Katakan tidak pada kekerasan terhadap perempuan" saat Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bundaran HI, Jakarta, (25/11). Kampanye sosial ini untuk mendukung undang-undang anti kekerasan. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat adanya peningkatan temuan korban kekerasan pada perempuan. Komnas merekam 279.760 kasus kekerasan terhadap perempuan terjadi sepanjang 2013, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 216.156 kasus. Jumlah itu merupakan laporan yang masuk ke Komnas.

Anggota Komnas Perempuan, Yustina Rostiawati, mengatakan kenaikan jumlah kasus ini tak hanya terjadi pada tahun lalu. Sebelumnya Komnas merekam kenaikan yang sama terjadi sejak 2002. "Dari pencatatan yang dilakukan sejak 2001, terus ada peningkatan," kata Yustina di kantornya, Jumat, 7 Maret 2014. (Baca: Google Doodle Rayakan Hari Wanita Internasional pada 8 Maret). Hari ini, 8 Maret, diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional.

Meski demikian, Yustina tak bisa mengatakan bahwa jumlah perempuan yang menjadi korban kekerasan memang meningkat. Menurut dia, bisa jadi pada tahun-tahun sebelumnya jumlah kekerasannya sama besar. Namun para korban tak melaporkannya kepada lembaga terkait, seperti aparat pengadilan negeri, pengadilan tinggi, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak, dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

Adapun untuk 279.760 kasus yang dilaporkan dan ditangani selama 2013, dia menjelaskan, sebanyak 263.285 kasus di antaranya ditangani oleh 359 pengadilan agama. Sedangkan 16.403 kasus ditangani oleh 195 lembaga mitra pengada layanan yang tersebar di 31 provinsi.

Sama seperti tahun sebelumnya, kata dia, kekerasan di ranah personal tercatat paling tinggi. Sebanyak 263.285 kasus yang diambil dari pengadilan agama tercatat sebagai kekerasan yang terjadi di ranah personal terhadap istri. "Sedangkan dari 16.403 kasus yang masuk dari lembaga mitra pengada layanan, kekerasan yang terjadi di ranah personal tercatat 71 persen atau 11.719 kasus," katanya.

Ranah personal berarti pelakunya memiliki hubungan darah (ayah, kakak, adik, paman, kakek), kekerabatan, perkawinan (suami), maupun relasi intim (pacaran) dengan korban.

NUR ALFIYAH







Terpopuler
Wawancara Blak-blakan Danang Penembak Kucing
KPK Sita Rumah Anas di Duren Sawit dan Tanah di Yogya
Hafitd Ternyata Sewa Hacker Retas Akun Twitter Ade Sara

Berita terkait

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

7 hari lalu

Politikus Senior PDIP Tumbu Saraswati Tutup Usia

Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan aktivis pro demokrasi, Tumbu Saraswati, wafat di ICU RS Fatmawati Jakarta pada Kamis

Baca Selengkapnya

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

15 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

42 hari lalu

Beredar Video Seorang Suami Diduga Sekap Istri di Kandang Sapi, Komnas Perempuan Bilang Begini

Beredar video yang memperlihatkan seorang istri diduga disekap di kandang sapi oleh suaminya di Jember, Jawa Timur. Komnas Perempuan buka suara.

Baca Selengkapnya

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

55 hari lalu

Korban Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila Tidak Mendapat Perlindungan dan Komunikasi dari Kampus

Amanda Manthovani, pengacara 2 korban kekerasan seksual diduga oleh Rektor Universitas Pancasila nonaktif mengaku tak ada perlindungan dari kampus.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

3 Maret 2024

Komnas Perempuan Minta Polisi Patuhi UU TPKS Saat Usut Dugaan Kekerasan Seksual Rektor Universitas Pancasila

Komnas Perempuan mendorong polisi mematuhi UU TPKS dalam mengusut perkara dugaan kekerasan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila.

Baca Selengkapnya

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

3 Maret 2024

Dugaan Kekerasan Seksual di Universitas Pancasila , Komnas Perempuan Minta Rektor Tak Laporkan Balik Korban

Komnas Perempuan meminta Rektor Universitas Pancasila tidak melaporkan balik korban dugaan kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

27 Februari 2024

Kasus Pelecehan Seksual Diduga oleh Rektor Universitas Pancasila, Komnas Perempuan Dorong Polisi Gunakan UU TPKS

"Komnas Perempuan mengapresiasi keberanian perempuan pelapor/korban untuk bersuara."

Baca Selengkapnya

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

24 Februari 2024

Polisi Mulai Penyelidikan Kasus Dugaan Pelecehan Seksual yang Dilakukan Pimpinan Universitas Pancasila

Polisi sedang menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Rektor Universitas Pancasila di lingkungan kampus.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya