Danang Sulistyo alias Danang Sutowijoyo menunjukkan peluru senapan angin kaliber 4,5 milimeter buatan Jerman di rumahnya dusun Jomblang, kelurahan Tegaltirto, kecamatan Berbah, kabupaten Sleman, Yogyakarta (5/3/2014). Saat ditanyai, Danang mengaku tidak takut ancaman organisasi-organisasi penyayang binatang yang akan melaporkannya untuk diproses secara hukum. TEMPO/Suryo Wibowo.
TEMPO.CO, Jakarta - Sosok Danang Sulistyo alias Danang Sutowijoyo, penembak mati kucing, ternyata tak banyak dikenal warga sekitar tempatnya tinggal, Berbah, Sleman. "Jarang kumpul," kata Surtilah, tetangga Danang, Rabu, 5 Maret 2014.
Perempuan 54 tahun pemilik toko kelontong itu mengatakan Danang jarang keluar rumah dan bergaul. Sesekali, dia memang pernah datang ke tokonya untuk belanja. Namun, itu pun tak sering. "Dia orang baru," ujarnya. Danang berasal dari Jambi. Tahun 2012 lalu ia menikahi perempuan asal dusun itu. (Baca: Awal Mula Nasib Danang)
Tempo menemui Danang di rumahnya ketika lelaki dengan tato di dada, perut, punggung, dan kaki itu sedang mengasuh bayinya. Istrinya sedang bekerja, sedangkan ia baru saja dipecat dari tempatnya bekerja, sebuah perusahaan telekomunikasi di Yogyakarta. (baca: Tembak Kucing ala Danang Sutowijoyo Bukan Pertama)
Meski dipecat, Danang terlihat santai. Bahkan, dia masih bisa mengeluarkan guyonan. "Sekarang ini saya pengacara," katanya. Pengacara yang ia maksud adalah singkatan dari pengangguran banyak acara. (baca: Danang Penembak Kucing Dipecat dari Tempatnya Bekerja)
Kemarin, Animal Defender melaporkannya ke polisi dengan tudingan menganiaya binatang. "Kucing itu hewan liar," katanya, membela diri.
Namun, ia mengatakan, biarlah proses hukum berjalan.