Petugas mengikat dan menyegel sekoci penyelamat berwarna oranye yang digunakan Australia untuk mengirim kembali imigran gelap ke Indonesia di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (7/2). 34 imigran asal Iran, Pakistan, dan Bangladesh yang berada dalam sekoci berhasil diamankan petugas saat terdampar di Pangandaran. TEMPO/Prima Mulia
"Pemindahan itu dilakukan karena Rudenim Kupang telah penuh," kata Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba kepada Tempo, Senin, 24 Februari 2014.
Sembilan imigran yang dipindahkan itu adalah Safed Ahmed Abdullah, 17 tahun; Ahmed Ali Shareb (16); Abdulhaken Ali Sharef (20); Mohammed Abdullahi Aden (19); Amad Adod Abdallah (19); Bashka Ebrahen Nooris (20); Faisal Hussein Salad (33); Suleyman Abdi Mohamed (25); dan Liqaadir Hassan Mahmud (16).
Mereka diberangkatkan ke Manado melalui Bandara El Tari Kupang menggunakan pesawat Lion Air JT- 691 dengan pengawalan lima petugas Imigrasi Kupang.
Menurut Silvester, Imigrasi juga akan memindahkan imigran gelap asal Sudan dan Somalia yang masih ditampung di salah satu hotel di Kota Kupang karena Rudenim Kupang tidak bisa menampung imigran tersebut. "Kami akan pindahkan mereka semua ke rudenim lainnya di Indonesia," katanya.
Sebanyak 93 imigran gelap asal Somalia dan Sudan diusir tentara Australia ke wilayah Indonesia dan terdampar di perairan Rote Ndao. Mereka lantas diamankan polisi pada akhir Desember 2013 dan awal Januari 2014.