Wali kota Surabaya, Tri Rismaharani memberikan keterangan kepada wartawan terkait kebijakan yang dikeluarkan di tahun 2013 di ruang kerjanya di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur (31/12). TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta --Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku telah membohongi pembawa acara Najwa Shihab soal penolakan undangan salah satu acara yang dibawakannya. Soalnya, Risma hanya ingin berfokus bekerja, bukan malah sering muncul di beberapa media.
"Saya bilang ada acara waktu itu, padahal engga ada," kata Risma kepada wartawan di rumah dinasnya, Sabtu, 22 Februari 2014. "Saya engga ada kepentingan buat dateng ke acara gitu, nanti dibilang pencitraan lagi."(baca: Wali Kota Risma dan Catatan Malaikat)
Acara yang dibawakan Najwa tersebut berlangsung di salah satu kota. Awalnya peserta yang mendaftar berksiar 3.000 orang namun ketika spanduk mencantumkan nama dan foto Risma, peserta membludak hingga 5.000 orang. "Saya bilang engga mau, Najwa langsung bingung, bagaimana ini Bu, banyak yang berharap," jelas Risma.
Belakangan ini, beberapa stasiun televisi diwarnai oleh acara talkshow dengan Wali Kota terbaik dunia tersebut.(baca:Risma Terpilih Sebagai Wali Kota Terbaik Dunia). Dikatakan Risma, dia terpaksa menuruti beberapa undangan itu. Sebab ada beberapa stasiun televisi yang menawarkan bantuan kepadanya untuk mengembangkan sepak bola anak-anak Surabaya."Ini kan mimpi saya, kalau ada yang mau bantu ya saya seneng banget," kata dia.
Karena itu, Risma akhirnya berkenan hadir dalam acara televisi itu meski harus melewati beberapa kali proses lobi. Wanita kelahiran Kediri itu mempunyai mimpi untuk melahirkan pemain sepak bola handal seperti Messy dan David Beckam.
Meski demikian, banyak kalangan yang menilai agenda Risma di beberapa stasiun televisi hanya lah sebuah pencitraan. Dia mengaku sempat geram atas tudingan tersebut. "Terus aku harus gimana supaya percaya."
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
18 hari lalu
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris
Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.