Sempat Lumpuh Akibat Kelud, Malioboro Pulih Lagi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Minggu, 16 Februari 2014 10:58 WIB

Suasana jalan Malioboro tertutup abu vulkanik gunung Kelud, Yogyakarta (14/2/2014). TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah dua hari lumpuh akibat guyuran debu vulkanik Gunung Kelud, aktivitas lalu lintas dan pusat perekonomian Yogyakarta di Jalanan Malioboro pagi ini Ahad 16 Februari 2014 berangsur normal.Sejumlah pedagang kaki lima sudah mulai kembali menata lapaknya siap untuk berjualan. Sementara para pengguna jalan, wisatawan, hingga juru parkir turut mulai beraktivitas.

Jalanan Malioboro yang selama dua hari terakhir, Jumat hingga Sabtu, 14-15 Februari 2014 lalu sempat tertutup abu vulkanik Kelud hingga ketebalan empat sentimeter sudah cukup bersih. Baik jalanan utamanya hingga bagian trotoar. (Lihat juga : Lonjakan Penumpang Kereta, Polisi Yogya Siaga)

Gerakan pembersihan secara serentak yang dilakukan pemerintah kota, kepolisian, dan elemen masyarakat seperti pedagang kaki lima membuahkan hasil. Padahal abu kelud itu sebelumnya sempat memenuhi hingga emperan toko di kanan dan kiri jalan.

Abu Kelud yang menumpuk itu telah terkumpul dalam ratusan karung berukuran 15 kilogram yang siap diangkat petugas kebersihan kota yang terus lalu lalang. Bahkan, di alun-alun utara sudah ada sejumlah bus pariwisata luar kota yang tampak parkir. Meski, setelah turun dari bus tersebut para wisatawan itu menggunakan masker untuk menghalau debu yang beterbangan tertiup angin. (Baca juga : Malioboro Prioritas Pembersihan Debu Kelud)

Sedangkan di sejumlah perkampungan seperti Pakualaman juga Mergangsan, warga sempat menutup jalan untuk mempercepat pembersihan abu. Meski demikian, untuk menemukan warung makan yang kembali buka, masih cukup susah. Sejumlah objek wisata juga dipastikan belum beroperasi seperti Taman Pintar.

“Untuk membersihkan abu Kelud ini kami minta warga khususnya yang berada di tepi jalan protokol untuk mengumpulkan dalam karung. Satu orang satu karung, agar cepat selesai,” kata Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat ditemui Tempo. (Berita terkait : Yogya Gunakan Abu Kelud Sebagai Pengurai Organik)

Haryadi menuturkan, target pemerintah dalam pembersihan debu vulkanik Kelud ini bertahap. Untuk jalan protokol utama pemerintah memprioritaskan 11 simpang besar Kota Yogyakarta harus bersih.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Hario Yudho menuturkan, meskipun saat ini sejumlah simpang besar rata-rata sudah bersih dari abu, pihaknya meminta wisatawan asal luar kota yang datang ke Yogyakarta berhati-hati ketika melintas. (Artikel lain : Dampak Kelud, Yogya Batalkan Agenda Wisata)

“Debu ini selain bikin licin, jika terkena angin sedikit dapat mengganggu pandangan dan konsentrasi,” kata dia.

PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA)


Terpopuler :
Mobil untuk Jennifer Dunn Diklaim buat Bekerja
Warga Singapura Tak Persoalkan Kapal Usman-Harun
Kerukunan Beragama Indonesia Dipamerkan di Eropa
Pelaku Penyimpangan Dana Haji Bukan Petinggi

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya