Sungai yang tertutup abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud, Blitar, Jawa Tengah, 1990. Letusan pada tahun ini berlangsung selama 45 hari. Gunung Kelud memuntahkan 57,3 juta meter kubik material vulkanik dan Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah. Dok.TEMPO/ Zed Abidin
TEMPO.CO, Malang - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meyakini tidak ada kerusakan infrastruktur akibat letusan Gunung Kelud. “Sampai hari ini belum ada laporan kerusakan infrastruktur. Saya yakin, mudah-mudahan tidak ada,” kata Djoko saat singgah di Pos Komando Taktis Kodim 0712/Tegal di Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Sabtu sore, 15 Februari 2014.
Djoko mengatakan, letusan Gunung Kelud pada Kamis malam lalu hanya menyebabkan hujan abu, pasir, dan kerikil yang menumpuk tebal di beberapa daerah. Kini, Djoko lebih mengkhawatirkan terjadinya banjir lahar dingin di sekitar Gunung Kelud jika curah hujan tinggi.
Sejak Jumat, Kementerian PU mengerahkan sejumlah alat berat di Jawa Timur agar mendekati lokasi yang rawan terdampak banjir lahar dingin. Kementerian lain juga akan membantu jika alat berat Kementerian PU nanti belum mencukupi. Di tempat-tempat pengungsian, Kementerian PU juga membantu penyediaan air bersih dan keperluan MCK (mandi cuci kakus).
Jumat lalu, Djoko meminta Balai Besar Pengembangan Sungai Brantas agar menyiapkan alat berat di Kota Kediri, wilayah terparah yang terutup abu vulkanik. Alat berat itu untuk menyingkirkan tumpukan abu, pasir, dan kerikil di jalan. Djoko juga meminta agar dipasang bronjong supaya lahar dingin tidak menghantam permukiman warga.
Komandan Komando Distrik Militer 0712/Tegal, Letnan Kolonel (Inf) Jefson Marisano, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan berkunjung ke Kediri besok pagi, Ahad, 16 Februari akan menumpang kereta luar biasa (KLB) dari Jakarta melalui jalur selatan. “KLB RI 1 akan dikawal kereta sweeper atau penyapu,” kata Jefson kepada Tempo.