TEMPO.CO, Surabaya - Hujan abu Gunung Kelud tak hanya terjadi di daerah dekat lokasi, tetapi juga melanda kawasan di pinggiran utara pesisir Jawa Timur, seperti Mojokerto dan Surabaya, Jumat dinihari, 14 Februari 2014.
Di Mojokerto, hujan abu hampir menutupi hampir semua jalan di kota/kabupaten Mojokerto, termasuk jalan Mojokerto-Japanan, Pasuruan. Warna putih menyelimuti seluruh jalan nasional tersebut. Meski demikian, sejumlah warga tetap beraktivitas seperti biasa. Hery, 45 tahun, karyawan pabrik di kawasan industri Ngoro, berangkat kerja sambil mengenakan masker.
"Heran, letusan Gunung Kelud kok sampai ke sini," katanya, Jumat pagi, 14 Februari 2014.
Meski diselimuti debu, aktivitas sekolah di Mojokerto tetap berjalan normal. Sejumlah siswa SMP Negeri Mojoanyar tetap masuk sekolah mesti berangkat terburu-buru sembari menutupi rambut mereka dari guyuran debu.
Di beberapa kawasan di Surabaya terjadi hujan abu. Meski guyurannya sangat tipis, warga tetap dapat merasakan.
"Harus pakai masker sama kacamata, nih, kalau enggak bisa kelilipan," kata Nurul, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi Surabaya.
Beberapa ruas jalan juga terlihat berwarna putih keabuan. Mobil yang terparkir menjadi kotor diselimuti abu dan jarak pandang untuk pengendara kendaraan bermotor menjadi berkurang. "Seperti ada kabut, tangan jadi ngeres (berdebu)," kata dia.
Candra, seorang wanita karyawan swasta, juga merasakan hal yang sama. Dia mengeluhkan adanya hujan abu yang mengguyur Surabaya. "Aduh, rambutku jadi kasar kena abu. Mau berangkat kerja, nih," kata dia sembari membersihkan rambutnya.
Terlihat lalu-lalang warga kota Surabaya dengan kegiatan masing-masing. Ada yang jogging tanpa menghiraukan guyuran abu, ada pengendara sepeda yang bergegas menutup wajahnya dengan masker, dan ada pula yang sibuk membersihkan kap mobilnya dari selimutan abu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyatakan status Gunung Kelud menjadi awas atau siaga IV. Status itu dikeluarkan pukul 21.15. Namun kurang dari dua jam sejak status dinaikkan, Gunung Kelud mengeluarkan material vulkanik. Tak hanya Surabaya, di Kota Sidoarjo dan Gresik juga terjadi hujan abu tipis.
DEWI SUCI RAHAYU | ZA
Berita terkait
3 Nama Soekarno, Kelahirannya Serba 6 dan Bersamaan Letusan Gunung Kelud
9 Juni 2022
Presiden Pertama RI Soekarno, memiliki 3 nama. Di mana masa kecilnya?
Baca SelengkapnyaKronologi Danau Kawah Gunung Kelud Berubah Warna, Ini Penjelasan PVMBG
1 April 2022
Masyarakat dan wisatawan dilarang memasuki atau mendekat kawasan kawah aktif Gunung Kelud sementara waktu.
Baca SelengkapnyaBanjir Jombang Diduga Karena Tanggul Jebol
5 Februari 2021
Banjir setinggi sekitar satu meter masih menggenangi dua desa di Jombang.
Baca SelengkapnyaWisata Offroad Ini, Bikin Liburan Akhir Tahun Luar Biasa
7 Desember 2019
Libur akhir tahun sudah di depan mata. Bila pantai dan hotel mewah sudah sangat biasa, menjelajahi medan wisata offroad dengan jip bisa jadi pilihan.
Baca SelengkapnyaKampung Anggrek dan Kebun Era Kolonial di Kaki Gunung Kelud
16 Oktober 2019
Kampung Anggrek di Kabupaten Kediri menjadi spot wisata baru, yang menjanjikan kesejukan perkebunan dan keindahan taman dengan latar Gunung Kelud.
Baca SelengkapnyaTiga Waktu Terbaik Menikmati Panorama Gunung Kelud
28 Januari 2018
Bila hendak merencanakan perjalanan ke Gunung Kelud, perhatikan rekomendasi waktu berikut ini supaya mendapatkan momentum yang tepat.
Baca SelengkapnyaMenengok Wajah Puncak Gunung Kelud yang Berubah Pasca-Erupsi
23 Januari 2018
Puncak Gunung Kelud kini telah berubah wajah, kini mirip dengan Tangkuban Perahu atau Kelimutu yang punya danau kawah.
Baca SelengkapnyaPolisi Cari Sembilan Pendaki yang Terjebak di Gunung Kelud
7 November 2017
Jalur Tulungrejo yang dipilih para pendaki dianggap terjal.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Jelaskan 4 Penyebab Sumur Ambles di Kediri
28 Mei 2017
Badan Geologi menemukan empat faktor penyebab ratusan sumur ambles di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Penyebab Ratusan Sumur Ambles di Kediri
19 Mei 2017
Tim peneliti dosen dan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta mengetahui penyebab amblesnya sumur di Kediri.
Baca Selengkapnya