TEMPO.CO, Kediri -Meletusnya Kelud di Kediri, Jawa Timur, pada Kamis, 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB, memaksa ribuan warga mengungsi. “Kami mengungsi ke gedung sekolah dan balai desa. Ada yang mengungsi di lapangan tapi dilarang,” kata Anto, 30 tahun, warga Kediri yang tinggal di Kecamatan Wates.
Letusan gunung kali ini mengarah ke barat daya. Anto mengatakan, di Kecamatan Wates terdapat banyak kantong pengungsian. Setiap posko dapat menampung sekitar 1.000 orang. Gelombang pengungsi dilaporkan sudah mencapai 68 ribu orang di sejumlah kecamatan.
Menurut Anto, sampai saat ini belum ada rumah yang rusak akibat letusan gunung. "Baru hujan abu dan kerikil sebesar kelereng. Jadi belum ada yang rusak."
Penduduk di sekitar Blitar, tetangga Kediri, mulai terkena dampak. Hujan abu dan kerikil sudah merambah kota di sebelah Timur Gunung Kelud itu.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menyatakan status Gunung Kelud menjadi Awas atau Siaga IV. Status itu dikeluarkan pukul 21.15. Namun kurang dari dua jam sejak status dinaikkan, Gunung Kelud mengeluarkan material vulkanis.