Dengan membawa bambu ratusan demostran bentrok saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Bawaslu di jalan Thamrin, Jakarta (07/02) Aksi tersebut dalam rangkai dari simulasi pengamanan pemilu 2014. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Rapat pleno penghitungan suara di ruang sidang kantor Komisi Pemilihan Umum berakhir ricuh, Selasa, 11 Februari 2014. Insiden terjadi ketika seorang komisioner KPU membacakan hasil penghitungan suara terhadap partai YYY secara nasional. Partai YYY hanya menuai suara sebanyak 98.977 secara keseluruhan atau berada di urutan paling buncit dari delapan partai peserta pemilu lainnya.
Tidak puas dengan hasil itu, perwakilan dari partai YYY interupsi dalam sidang. Sedangkan beberapa kubu partai lain berusaha memotong interupsi. Merasa tak dihormati, lantas perwakilan dan massa partai YYY naik pitam.
Mereka dengan beringas menyerang partai kubu lain. Karena situasi di ruang sidang tidak kondusif, delapan komisioner KPU segera diamankan oleh petugas tak bersenjata. Beberapa petugas kepolisian yang siaga di depan ruang sidang pun mengamankan perwakilan dari tiap-tiap kubu partai.
Itulah simulasi di ruang sidang pleno KPU. Dan semuanya merupakan skenario pengamanan pemilu. Peran komisioner, perwakilan partai, dan massa dimainkan oleh beberapa satuan polisi yang tergabung dari polres dan polsek.
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.