Warga membawa barang miliknya melintasi banjir ketika akan mengungsi ke tempat yang lebih aman di Wenang, Manado, Sulawesi Utara(15/1). Banjir yang datang pada hari Rabu menbuat ribuan warga mengungsi ANTARA/Fiqman Sunandar/ed/Spt/14.
TEMPO.CO, Manado - Korban banjir di Kota Manado, Sulawesi Utara, mulai terkena dampak psikologis atas bencana banjir 15 Januari 2014. Warga Manado mulai uring-uringan akibat harta benda mereka habis dihantam banjir.
Kepala Rumah Sakit Ratumbuysang, dr Jemmy Lampus, mengatakan sudah ada tujuh kasus yang ditangani pihaknya pascabanjir banjir bandang terjadi di Kota Manado. "Tapi hanya rawat jalan, sudah selesai pengobatannya dan sudah pulang," kata Lampus, Senin, 10 Februari 2014.
Lampus mengatakan pihaknya juga meminta agar ada tempat khusus yang disediakan untuk rehabilitasi warga Kota Manado. Sebab, banjir bandang yang terjadi memang melumpuhkan ekonomi warga.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Manado dr Richard Sualang mengatakan jika dampak psikologis masyarakat Kota Manado perlu dipikirkan bersama agar tidak menciptakan masalah baru. "Artinya, kita juga harus mencarikan solusi untuk warga, terutama di daerah yang terkena dampak paling parah," kata Sualang.
Sualang meminta pemerintah mengkonsultasikan hal ini kepada DPRD agar bisa bersama-sama membahas hal tersebut. Jika memang harus ada anggaran khusus, DPRD Manado siap menganggarkannya.