Seekor Komodo ditemukan mati di kandangnya di Kebun Binatang Surabaya (KBS), (1/2). Komodo berusia 8 tahun ini ditemukan lemas tak bergerak saat akan diberi makan. Tiga satwa koleksi KBS ditemukan mati yaitu Singa Afrika, Kijang, dan Komodo sejak awal tahun 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Surabaya - Direktur Operasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) Liang Kaspe mengatakan bahwa koleksi satwanya tidak mengalami overpopulasi. Menurut dia, pandangan orang awam yang tidak memahami arti overpopulasi membuat KBS kian tersudut.
"Satwa itu ada yang hidupnya berkelompok, bukan berarti overpopulasi," kata dia kepada wartawan di KBS, Minggu, 9 Februari 2014.
Liang menjelaskan perbedaan satwa overpopulasi dan surplus. Kata dia, satwa dikatakan overpopulasi bila berdesak-desakan dalam satu kandang sehingga menimbulkan perkelahian antarsatwa.
Sedangkan satwa dikatakan surplus apabila jumlahnya lebih dari jumlah seharusnya, tapi tidak sampai berdesak-desakan dalam satu kandang. Menurut Liang, saat ini kondisi satwa KBS mengalami surplus, bukan overpopulasi.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menilai ada beberapa satwa di KBS yang mengalami overpopulasi. Salah satunya burung pelikan yang berjumlah sekitar 90 ekor dalam satu kandang. Namun Liang kembali menepis pandangan tersebut. "Dia saja yang enggak tahu. Itu memang harus berkelompok begitu, kalau enggak gitu nanti mati," katanya. (Baca: Banyak SatwaKBSMati, Direktur: Kami Bukan Tuhan)
Dengan adanya jumlah satwa yang berlebihan itu, Zulkifli menyarankan KBS untuk segera memindahkan sebagian koleksinya. Namun Liang kembali menegaskan hal itu tidak perlu dilakukan dalam waktu dekat. "Sekarang masih baik-baik saja (satwanya), kok. Ngapain dipindah," ujar Liang.