Dua warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara (16/1). BNPB Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa. ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Manado - Warga Kota Manado kini membutuhkan lapangan olahraga gratis. Pasalnya, banjir bandang Manado menghancurkan dua lapangan olahraga milik warga.
"Memang lapangan itu tidak bisa lagi digunakan karena lumpur yang ada sudah merusak lapangan kami," kata Rizal Dali, tokoh masyarakat Kelurahan Ternate Baru, lokasi Lapangan Ketang Baru berada, Sabtu, 1 Februari 2014.
Dua lapangan yang rusak akibat banjir adalah Lapangan Ketang Baru dan Lapangan Sparta Tikala. Kedua lapangan itu kini terendam lumpur hingga setinggi lutut orang dewasa.
Padahal, kedua lapangan tersebut merupakan lapangan yang paling banyak digunakan masyarakat. Sebab, selain berada di tengah kota, kedua lapangan ini juga merupakan lapangan yang bisa digunakan secara gratis.
Wakil Wali Kota Manado Harley AB Mangindaan mengatakan pihaknya akan melakukan pembersihan Kota Manado secara bertahap. "Keterbatasan alat dan personel membuat kami harus menentukan prioritas. Tapi yang pasti kita tak akan pernah lelah untuk pulihkan Kota Manado," kata Mangindaan.
Pada 15 Januari 2014, banjir bandang menerjang Manado. Akibatnya, 19 orang tewas.