Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menanggapi pertanyaan oleh awak media saat tiba untuk menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta (17/1). Pemeriksaan ini merupakan yang pertama setelah anas resmi ditahan pekan lalu dalam kasus dugaan korupsi aliran dana mega proyek Hambalang. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika, hari ini menjenguk kawan akrabnya, tersangka korupsi Anas Urbaningrum, di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dua buku dibawanya untuk bahan bacaan Anas di dalam bui. "Saya bawa buku dua, kebetulan beliau kan suka fiksi," ujarnya saat tiba di gedung KPK, Senin, 27 Januari 2014.
Judul kedua buku itu ialah Masa Akhir Majapahit dan Siapa Pengkhianat Diponegoro. Menurut Pasek, Anas tak meminta dibawakan buku, tapi dirinya berinisiatif sendiri. "Saya suka cerita-cerita sejarah karena sejarah tidak bisa bohong. Belajar dari sejarah itu adalah hal yang paling baik," tutur Pasek.
Ia tak menjawab saat ditanya apakah kedua buku itu diberikannya sebagai sinyal tentang masa akhir kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat.
Gede Pasek selama ini dikenal sebagai orang dekat Anas. Ia juga menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia, organisasi yang didirikan Anas. Pasek kerap menemani Anas ketika diperiksa oleh KPK, serta ikut datang ke KPK saat Anas ditahan oleh komisi antirasuah tersebut.
Pada 17 Januari lalu, Demokrat memecat Pasek dari keanggotaannya di Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam surat penggantian antarwaktu yang dilayangkan Demokrat ke DPR, Pasek disebut melanggar kode etik.
Adapun Anas pada 10 Januari lalu dijebloskan ke dalam tahanan KPK. Ia menjadi tersangka dalam tiga kasus gratifikasi, yakni pada proyek Hambalang, pengadaan vaksin PT Bio Farma Bandung, dan pengadaan laboratorium kesehatan di Universitas Airlangga.