TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menunda merintis pembangunan flyover di wilayah perkotaan, terutama di Gondomanan, tahun ini.
”Tahun ini, kami sepakat untuk fokus merampungkan proyek flyover di kawasan utara Yogya dulu dengan pemerintah pusat. Lainnya menunggu,” kata Kepala Dinas Pekerjaaan Umum Energi Sumber Daya Mineral DIY Rani Sjamsinari kepada Tempo ketika ditemui pada peresmian program Car-Free Day di Malioboro, Ahad, 26 Januari 2014.
Rani menuturkan sesuai rencana Badan Pembangunan Daerah DIY serta pemerintah pusat, DIY telah mengusulkan dua pembuatan flyover di simpang Jalan Kaliurang dan Gejayan yang saat ini mencapai titik kepadatan tertinggi. Titik kepadatan di kawasan itu mencapai 0,8 atau setingkat di bawah indeks kepadatan tertinggi sebesar 0,9. Karena itu, DIY memprioritaskan flyover di dua wilayah itu.
Dua flyover tersebut rencananya dibuat untuk menghubungkan dua sisi kawasan perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Proyek tersebut dinilai lebih relevan dikerjakan dibandingkan flyover Gondoman yang indeks kepadatan lalu lintasnya masih di angka 0,6-0,7.
“Untuk flyover perkotaan, kemungkinan bisa diusulkan lagi jika dua flyover Yogya utara sudah selesai, karena pemerintah pusat saat ini masih menunggu kajian dua proyek itu triwulan pertama tahun ini,” katanya.
Rani mengatakan potensi kepadatan lalu lintas yang berdampak pada kemacetan di kawasan utara Yogya cenderung lebih tinggi karena didukung sejumlah aktivitas. Tak hanya menjadi lokasi sejumlah perguruan tinggi, sejumlah pengembangan properti hingga perkantoran makin menjamur di wilayah utara Yogya.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Eka Arnawati menyatakan usulan flyover Gondomanan memang sampai saat ini masih sebatas dikonsultasikan. Karena ada dua proyek flyover di kawasan utara Yogyakarta yang diusulkan berbarengan, Pemerintah Kota Yogyakarta legowo jika flyover Gondomanan harus menunggu dua flyover di simpang Jalan Kaliurang dan Gejayan selesai dikerjakan.