Sebuah kereta barang melintasi Stasiun Tawang Semarang, yang terendam banjir (23/1). Karena stasiun maupun akses masuk stasiun terendam banjir, maka PT Kereta Api Daop IV Semarang melakukan pemberhentian luar biasa di Stasiun Poncol. (TEMPO/Budi Purwanto)
TEMPO.CO, Malang - Banjir di Kota Semarang menyebabkan tiga kereta terlambat tiba di Stasiun Kota Baru Malang. Tiga kereta yang terlambat antara lain kereta Matarmaja, Matarmaja tambahan, dan Senja Majapahit. Ketiga kereta jurusan Jakarta-Malang ini melintasi Semarang. "Kereta terlambat hingga tujuh jam," kata Kepala Stasiun Kota Malang, Sudarto, Jumat, 24 Januari 2014.
Kereta Matarmaja seharusnya tiba Jumat, 24 Januari 2014, pukul 06.54 WIB. Namun, sampai pukul 11.00 WIB, kereta masih belum tiba di Nganjuk. Padahal, kereta tersebut bakal kembali berangkat ke Jakarta pukul 16.00 WIB pada hari yang sama. "Jadwal keberangkatan mundur," katanya.
Kereta Senja Majapahit mengalami keterlambatan kedatangan paling lama, yakni sekitar 10 jam. Sesuai jadwal, kereta seharusnya tiba di Kota Malang pukul 07.28 WIB.
Atas keterlambatan itu, PT Kereta Api Indonesia memberikan service recovery kepada para penumpang. Khusus untuk keterlambatan lebih dari lima jam, katanya, PT KAI memberikan makan bagi penumpang. Sedangkan bagi keterlambatan di bawah tiga jam diberi kudapan dan minuman.
Bagi penumpang yang telanjur memesan tiket bisa membatalkan perjalanan dan seluruh uang pembelian tiket dikembalikan. Berdasarkan catatan KAI, penumpang kereta Matarmaja tujuan Malang-Jakarta yang bakal berangkat dari Stasiun Kota Baru Malang hari ini sebanyak 300 orang atau separuh dari kuota kursi. Mereka telah memesan tiket jauh hari sebelum keberangkatan.
Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
1 hari lalu
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.