Supir truk pengangkut barang dari arah Jakarta keluar dari kendaraannya yang terjebak macet di ruas jalur Pantura, Pamanukan, Subang, Jawa Barat, (22/1). Kemacetan terjadi akibat banjir di kawasan Pamanukan. TEMPO/Aditya Herlambang
TEMPO.CO , Bandung:Ketua Organda Jawa Barat Aldo Fantinus Wiyana mengungkapkan, banjir yang melanda sejumlah kawasan di Jawa Barat memaksa pengusaha angkutan mengandangkan kendaraannya. "Kalau kita lihat, mobil yang dikandangkan, enggak beroperasi itu 50 persennya," kata dia pada Tempo, Kamis, 23 Januari 2014.
Menurut dia, kendaraan yang dikandangkan berupa truk hingga bis angkutan umum menembus 5 ribu unit. Kerugian yang ditanggung pelaku bisnis angkutan di Jawa Barat, akumulasinya bisa menembus Rp 20 miliar per hari terhitung sejak Sabtu, 18 Januari 2014, sejak jalur Pantura putus akibat banjir.
Aldo mengatakan, mayoritas kendaraan angkutan yang masuk kandang itu yang melintasi daerah banjir seperti Indramayu, Karawang, Subang, serta sejumlah titik banjir di daerah selatan Jawa Barat.
Aldo mengatakan pengusaha sengaja memilih mengandangkan kendaraannya untuk menekan kerugian lebih besar. Kondisi banjir saat ini memicu turunnya minat calon penumpang untuk naik angkutan bis. Rute dan waktu tempuh jadi tidak pasti untuk menghindari daerah banjir, hingga berpotensi mempercepat kerusakan suku cadang kendaraan.
Dia mencontohkan, isian penumpang angkutan umum misalnya saat ini anjlok separuhnya. Rata-rata isian penumpang angkutan umum kini menembus 30 persen. Salah satunya dipicu oleh beralihnya penumpang menggunakan angkutan kereta api. Waktu tempuh rute kendaraan saat ini melonjak hingga 3 kali lipat.
Aldo mengatakan, kerugian yang ditanggung pengusaha angkutan pada kondisi banjir tahun ini lebih parah dibandingkan sebelumnya. Dia mencontohkan, banjir tahun lalu misalnya, kendaraan yang dikandangkan hanya seperempatnya. "Sekarang tidak jelas penanganannya karena infrastrukturkita sudah jelek, ditambah banjir saat ini parah. Pelaku usaha angkutan darat yang terpukul," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik membenarkan banyaknya pengusaha angkutan yang memilih mengandangkan kendaraannya. "Kebanyakan angkutan barang, karena cost-nya tinggi mereka tidak melakukan perjalanan. Mereka sudah tahu ada banjir, menghadapi itu angkutan sementara berhenti dulu," kata dia pada Tempo, Kamis.
Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar
40 hari lalu
Pertamina Tambah Stok LPG 3 Kg untuk Pantura, Kapal Pengangkut Sudah Bisa Sandar
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng & DIY) mencatat selama periode Maret 2024 telah menambah stok LPG 3 kilogram (Kg) hingga 394 ribu tabung untuk wilayah terdampak cuaca ekstrem.