Bagaimana Cukrik Maut Sampai ke Masyarakat

Reporter

Minggu, 19 Januari 2014 13:47 WIB

Bahan pembuat minuman keras oplosan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Bambang Cahyo Bawono mengatakan, distribusi cukrik oplosan yang menewaskan belasan orang awal bulan ini telah melalui beberapa rentetan alur. “Persebarannya itu biasanya dari produsen, yang lumayan besar pabrik atau tempatnya, lalu dibeli oleh tengkulak, lalu dioplos dan dikemas ulang, dijual ke tengkulak lagi, kemudian ke pengecer,” kata Bambang, Jumat, 17 Januari 2014.

Pada awal bulan ini, sekitar 17 orang di Mojokerto tewas setelah meminum cukrik oplosan. Sedangkan di Surabaya, empat orang tewas setelah menenggak cukrik.

Rentetan distribusi cukrik yang panjang terjadi pada tersangka kasus di Mojokerto dan di Surabaya. Di Mojokerjo, tersangka kasus itu adalah pasangan suami-istri yang membeli minuman di Kota Solo. Di tangan mereka, cukrik dioplos lagi, kemudian dijual ke tengkulak atau pengecer.

Sedangkan tersangka yang menelan korban di Surabaya membeli barang aslinya di Tuban. Setelah itu, dia mengemas lagi dan dijual kepada tengkulak, sehingga berakhir di pengecer. Dari pengecer, dikemas lagi dan dijual di rumahnya.

“Berdasarkan penelusuran kepolisian, biasanya dari pengecer ini dioplos lagi oleh masyarakat. Yang asalnya hanya satu botol, ketika dioplos bisa menjadi dua botol. Lalu baru diminum bersama-sama,” katanya.

Dia mengatakan, mereka membeli minuman tersebut dengan cara urunan, karena kebanyakan dari mereka termasuk ekonomi menengah ke bawah. Jadi, dengan uang seadanya, mereka membeli minuman oplosan tersebut.

Di samping itu pula, harganya masih relatif murah, sehingga mereka bisa menjangkaunya. “Pekerjaan mereka rata-rata swasta, jadi termasuk ekonomi menengah ke bawah,” kata dia.

MUHAMMAD SYARRAFAH


Topik terhangat:
Banjir Jakarta 40 Tahun Malari BBM Akil Mochtar Anas Ditahan Ariel Sharon

Berita lain:
Beda Peminum dan Pemabuk Versi Shaggydog
Bupati Mojokerto: Minum Bir Bisa Menyehatkan
Dinilai Vulgar, Shaggydog Ubah Lagu Tentang Lapen
Ciu Dinikmati Bangsawan Hingga Rakyat Jelata
Arak Jowo Berbahan Baku Tetes Tebu







Berita terkait

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

6 Desember 2019

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Indarto meminta pemda membuat peraturan daerah atau Perda yang mengatur soal miras atau minuman keras.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

22 November 2019

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

Kepala Dinas UMKM dan Satpol PP Kota Bogor menyisir beberapa kios yang disinyalir menjual miras di sekitar dua taman di Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

23 Agustus 2019

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

Kapolda Jawa Barat meminta maaf kepada mahasiswa Papua yang merasa tersinggung atas pemberian dua kardus minuman keras itu.

Baca Selengkapnya

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

23 Agustus 2019

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

Polda Jawa Barat sudah memeriksa polisi yang memberikan miras ke mahasiswa Papua Bandung.

Baca Selengkapnya

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

23 Agustus 2019

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

Propam Polda Jawa Barat mengusut pemberian miras ke mahasiswa Papua oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

23 Agustus 2019

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

Polisi diduga memberikan miras ke Mahasiswa Papua di Bandung.

Baca Selengkapnya

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

23 Agustus 2019

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

Mahasiswa Papua di Bandung marah karena polisi memberikan miras kepada mereka. Pemberian ini dianggap merendahkan.

Baca Selengkapnya

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

28 Juni 2019

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

Ada beberapa jenis Sophia dengan ukuran kecil dan besar dengan kadar alkohol antara 35-40 persen.

Baca Selengkapnya

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

20 Juni 2019

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

Tata niaga minuman tradisional NTT yang mengandung alkohol, Sophia, akan diatur khusus.

Baca Selengkapnya

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

19 Juni 2019

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

"Rencananya ada tiga jenis Sophia yang dihasilkan, tetapi saat ini baru dua."

Baca Selengkapnya