10 Ribu Orang Padati Grebeg Sekaten Yogya  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 14 Januari 2014 17:08 WIB

Ratusan warga berebut mendapatkan segala isi dari empat Gunungan Grebeg Idul Adha di Masjid Gedhe Kauman, Keraton Yogyakarta, (26/10). Gunungan Grebeg ini dipercaya akan membawa berkah bagi Abdi Dalem dan juga rakyat Kasultanan Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Acara Grebeg Maulud sebagai puncak tradisi perayaan Sekaten di kompleks Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta, diikuti puluhan ribu warga dari berbagai daerah, Selasa, 14 Januari 2014. Grebeg yang berlangsung saat peringatan maulid Nabi Muhammad ini membuat kawasan Alun-alun Utara sebagai pusat kirab tujuh gunungan Keraton Yogyakarta ke kompleks Masjid Gedhe Kauman padat oleh massa. “Grebeg kali ini yang terbanyak dari sisi kepesertaan warga yang ikut, bisa mencapai tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Kepala Dinas Pariwsata Yogyakarta Eko Suryo Maharsono.

Dia memperkirakan 10 ribu orang memenuhi Alun-alun Utara sehingga sejumlah jalur menuju kawasan ini ditutup. Di antaranya, Jalan Ibu Ruswo, Jalan Pasar Ngasem, Kauman, dan Rotowijayan. Padahal, pada tahun sebelumnya hanya kawasan Alun-alun Utara saja yang ditutup.

Grebeg kali ini juga dipenuhi penjaja sego gurih (nasi gurih) dan endog abang (telur merah). Puluhan penjual sego gurih itu membuka gerai di sepanjang jalan di depan kantor Pusat Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia Yogyakarta hingga kompleks Masjid Gedhe.

Panitia Sekaten sengaja mengundang warga dan memberi tempat seluas-luasnya bagi mereka yang ingin menjajakan sego gurih dan endog abang. “Dua makanan khas ini makin sulit ditemui, perlu dilestarikan,” kata anggota panitia Sekaten, Yetti Martanti. Dua makanan itu menyimbolkan kemudahan rezeki dan kesejahteraan bagi rakyat.

Empat ekor gajah mengiringi jalannya kirab tujuh gunungan yang dibawa ke Masjid Gedhe Kauman dan Puro Pakualaman. Kirab gunungan Grebeg kali ini tak melintasi Alun-alun Utara yang dipadati oleh gerai penjual di Pasar Malam Sekaten. Dari kompleks Keraton Yogyakarta, tujuh gunungan, baik Gunungan Putri maupun Gunugan Kakung, itu dikirab melalui jalur khusus yang dibuat panitia.

Sesampainya di Masjid Gedhe Kauman, sebanyak lima gunungan langsung diperebutkan warga seusai didoakan. Sedangkan dua gunungan lain dibawa ke Puro Pakualaman dan kantor Gubernur DIY di Kepatihan. Warga percaya mendapatkan hasil bumi dari gunungan itu akan mendatangkan berkah.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

8 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

12 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

47 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

54 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya