Di Dalam Hutan Konservasi, Gajah Tetap Terancam  

Reporter

Jumat, 10 Januari 2014 20:00 WIB

Seseorang melihat seekor gajah Sumatera yang tewas tak bergading di perkebunan warga Desa Ranto Sabon, Aceh Jaya, (14/7). Gajah Sumatera jantan tersebut mati dijerat oleh para pemburu gading gajah. (AP Photo/Heri Juanda)

TEMPO.CO, Pekanbaru - Wilayah konservasi di Riau disebutkan tidak menjamin keberlangsungan hidup gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Satwa bongsor ini masih saja terancam meski hidup di dalam kawasan yang dilindungi.

"Meski di dalam hutan konservasi, tetap saja habitat dan populasi gajah terancam," kata juru bicara World Wildlife Fund (WWF) Program Riau, Syamsidar, kepada Tempo, Jumat, 10 Januari 2013.

Syamsidar menjelaskan, dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, lebih dari 100 ekor gajah mati di wilayah konservasi alam. Kematian terbanyak terdapat di Taman Nasional Tesso Nilo dan Kawasan Konservasi Balairaja, Duri. Kasus terbaru, 13 ekor gajah mati pada 2013. Semuanya di Tesso Nilo. Sedangkan satu ekor gajah mati di Balairaja, Duri.

Pantauan WWF di lapangan, kebanyakan gajah yang mati disebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang meracun satwa tersebut. Padahal, kawasan konservasi seharusnya steril dari tindakan ilegal.

Syamsidar mencontohkan, kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang diharapkan menjadi tempat pertahanan populasi gajah justru kerap memberi ancaman bagi gajah. Saat ini diperkirakan sekitar 2.000 kepala keluarga menetap di kawasan konservasi itu untuk berkebun sawit ilegal, merambah hutan, dan mengalihfungsikan hutan menjadi kebun sawit. Pada akhirnya, kehadiran mereka memicu konflik antara gajah dan manusia.

"Perambahan semakin memicu konflik karena lintasan gajah di kawasan tersebut menjadi kebun sawit yang menjadi sumber pakan bagi gajah," kata dia.

Dengan demikian, keberadaan gajah pun dianggap sebagai hama bagi petani sawit. Sebagian masyarakat yang mendiami kawasan hutan ini akhirnya melakukan tindakan dengan meracun gajah tersebut.

Menurut Syamsidar, lemahnya penegakan hukum terhadap aktifitas illegal logging di kawasan Tesso Nilo menjadi penyebab ancaman keberadaan gajah. Tidak cuma itu, belum satu pun kasus kematian gajah yang beruntun diproses secara hukum.

"Dari banyak kasus kematian gajah tidak satu pun diproses, semua menguap begitu saja," Syamsifar menyesalkan.

RIYAN NOFITRA

Topik Terhangat
Terbang dari Halim | Pemanggilan Anas | Terminal Lebak Bulus | Elpiji Naik | Teroris Ciputat |

Berita Terpopuler
Sawo dan Kisah Keturunan Diponegoro yang Tercerai-berai
Ariel Tatum, Terkenal dari Ari Lasso ke Al Ghazali
Landung Bacakan Drama Pangeran Diponegoro
Melanie Putria Geluti Maraton
Apa Kata Psikolog Ratih Ibrahim Soal Farhat Abbas

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya