Australia Dinilai Langgar Kedaulatan Indonesia  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 7 Januari 2014 17:41 WIB

Puluhan imigran gelap asal Myanmar dievakuasi ke Kupang menggunakan kapal fery Ille Mandiri. TEMPO/Yohanes Seo

TEMPO.CO, Kupang - Mantan agen Imigrasi Kedutaan Besar Australia, Ferdi Tanoni, menilai Australia telah melanggar kedaulatan Indonesia ketika menggiring sebuah perahu yang mengangkut sekitar 45 orang imigran gelap kembali ke Indonesia.

"Kapal angkatan laut Australia menghalau imigran masuk ke wilayah perairan Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ini bentuk pelecehan yang harus disikapi serius," kata Ferdi di Kupang, Selasa, 7 Januari 2014.

Australia menggunakan tiga kapal angkatan laut dan tiga unit speedboat untuk mengusir imigran gelap asal Timur Tengah hingga masuk perairan Indonesia. Dia mengingatkan Australia untuk menghormati kedaulatan Indonesia. "Suasana persahabatan dengan saling menghormati terhadap hak kedaulatan masing-masing negara," katanya.

Karena itu, dia berharap Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII Kupang meningkatkan operasinya ke wilayah Laut Timor agar masalah ini tidak terjadi lagi, sekaligus melindungi nelayan yang mencari ikan di perairan Laut Timor. Sebelumnya, Kepolisian Resor Rote Ndao mengamankan 45 imigran gelap asal Timur Tengah yang terdampar di Desa Lenupetu, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Pulau Rote, Senin, 6 Januari 2013.

Salah satu imigran asal Somalia, Marke Abdulah Ahmad, mengatakan kapal perang Australia menggiring mereka masuk ke perairan Indonesia sejauh 7 mil dari daratan Pulau Rote. "Kenapa Indonesia diam saja. Padahal Australia masuk di wilayah Indonesia," katanya.

Dia mengaku sempat mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari tentara Australia. Bahkan, mereka sempat ditahan di perairan itu sehari lebih dengan tanpa mendapat makan dan minum. "Kami tidak diberi makan dan minum. Kami ditahan diperairan itu," katanya.

Kapolres Rote Ndao Ajun Komisaris Besar Hidayat mengatakan para imigran tersebut berangkat dari Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 21 Desember 2013 dan tiba di Australia pada 1 Januari 2014. Namun, mereka langsung dihadang dan digiring keluar oleh Angkatan Laut Australia. "Mereka dihalau, kembali ke perairan Indonesia," katanya.

Para imigran tersebut terdiri atas 36 laki-laki dan sembilan perempuan. Dari jumlah tersebut, yang tercatat berkewarganegaraan Somalia sebanyak 28 orang, Sudan sembilan orang; Mesir tiga orang; Nigeria dua orang; serta Yaman, Ghana dan Libanon masing-masing satu orang. Para imigran gelap tersebut kini ditampung Hotel Ina Bo'i, suatu hotel di Kota Kupang, karena rumah detensi imigrasi overkapasitas.

YOHANES SEO

Baca juga:
Farhat Tambah Clue Soal Kekasih Cut Tari
Setelah Jokowi, Endriartono Sindir Erick Thohir
Alasan Utama Ahok Emoh Tinggal di Rumah Dinas
Endriartono Sindir Jokowi di Acara Konvensi
Saksi: Teroris Dayat Ditembak dari Jarak 1 Meter

Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya