Hal ini berulang saat Endriartono dan Dahlan menjalani debat. Wartawan hanya diberi kesempatan di pengujung debat untuk mengajukan pertanyaan. Padahal, sekali lagi, acara debat terbuka ini diberi judul Meet the Press. Media massa hanya diberi kesempatan untuk lebih mengeksplorasi pertanyaan ke para kandidat di luar debat. Itu pun dilakukan di ruangan yang berbeda dengan ruang pelaksanaan debat.
Ketua Komite Konvensi, Maftuh Basyuni, mengakui terjadi "monopoli" dalam pelaksanaan debat terbuka sehingga wartawan hanya diberi sedikit kesempatan bertanya kepada tiga peserta yang tampil. "Mestinya peserta hanya boleh lima menit menyampaikan gagasannya. Kalau perlu dua menit saja," kata dia kepada Tempo.
Menurut Maftuh, sisa waktu debat dengan jatah masing-masing peserta 60 menit ini semestinya diserahkan untuk wartawan yang ingin bertanya mengenai segala hal kepada peserta. "Mudah-mudahan sistem ini sudah bisa diterapkan besok," kata mantan Menteri Agama ini.
Adapun ruangan yang digunakan untuk debat terbuka ini terhitung kecil. Ruang seluas sekitar 6 x 6 meter persegi ini justru lebih sering dipadati tim sukses dan relawan para peserta konvensi. "Ruangannya sangat minimalis dan terbatas," ujar Hinca. "Istilahnya M4: murah, meriah, menyenggol, mewah."