Perangkat Desa Minta Jaminan Kesehatan

Reporter

Senin, 30 Desember 2013 19:32 WIB

Ribuan Kepala Desa yang tergabung dalam Parade Nusantara melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta, Senin, (22/02). Mereka menuntut pemerintah segera mengesahkan Undang-Undang Pemerintahan Desa dan RUU Pembangunan pedesaan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Brebes -Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, meragukan program jaminan kesehatan nasional, yang diberlakukan mulai 1 Januari 2014 itu, bakal menjangkau perangkat desa.

Sebab, perangkat desa selama ini tidak terjangkau sistem jaminan sosial, ketika PT Asuransi Kesehatan belum diubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Ketua I PPDI Brebes, Rohto Raharjo, mengatakan perangkat desa yang pertama didamprat warga, ketika ada permasalahan pelayanan jaminan kesehatan. “Ironisnya, kami tidak pernah mendapat jaminan seperti itu. Kami harus bayar mahal kalau jatuh sakit,” kata Rohto, yang ditemui Tempo, di kantor DPRD Brebes, Senin, 30 Desember 2013.

Menurut dia, iklan di layar kaca, justru menuai reaksi keras perangkat desa. Sebab, BPJS Kesehatan hanya melayani peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Askes, dan untuk TNI dan Polri.

Pemerintah Jawa Tengah, kata dia, pernah menginformasikan akan mengalokasikan anggaran sekitar Rp 30 miliar dari APBD 2014, bagi jaminan sosial perangkat desa di seluruh Jawa Tengah.

Namun, hingga kemarin, PPDI sama sekali belum mendapat sosialisasi, ihwal jaminan sosial dari provinsi itu. “Lantas apa makna dari seragam ini? Kerja kami sama dengan PNS. Tapi pemerintah terkesan abai terhadap kesejahteraan kami,” kata Rohto, Kepala Urusan Keuangan, Pemerintah Desa Kramat, Kecamatan Jetis itu.

Bersama sekitar 300 anggota PPDI, Rohto mendatangi kantor DPRD Brebes untuk menyuarakan aspirasinya. Mereka hanya ditemui tiga anggota Komisi I yang membidangi pemerintahan.

Tanpa alasan atau pemberitahuan, delapan anggota Komisi I yang lain tidak tampak. Walhasil, suasana audiensi di ruang Komisi I, sempat memanas. ”Besok jangan dipilih lagi,”kata Sekretaris Umum PPDI, Khamim.

Pantas jika Khamim kesal. Sebab, PPDI sudah mengajukan permohonan audiensi ke Komisi I, sejak dua bulan lalu. Khamim juga mendesak agar Ketua DPRD menemui mereka. “Beliau sudah sepuh dan sekarang masih sakit stroke,” kata Ketua Komisi I, Cahrudin, meredam emosi para perangkat desa itu.

Meski tidak semua anggotanya hadir, Cahrudin memastikan, Komisi-nya akan menampung aspirasi dan memperjuangkan hak-hak mereka. “Komisi I sepenuhnya mendukung PPDI,” katanya. Dalam audiensi itu, PPDI juga mempermasalahkan Peraturan Bupati nomor 78/2013, yang mengatur perangkat desa harus berhenti dari jabatannya, ketika maju sebagai calon kepala desa.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya