Seorang wisatawan duduk di antara ceceran sampah yang terdampar di Pantai Kuta, Bali, Senin (21/1). ANTARA/Nyoman Budhiana
TEMPO.CO, Kuta - Tumpukan sampah kiriman di kawasan Pantai Kuta tidak menyurutkan minat wisatawan asing untuk berkunjung ke salah satu ikon pariwisata di Bali itu. Kamis, 26 Desember 2013, tampak ratusan wisatawan menikmati indahnya pantai sambil berjemur di bawah terik matahari.
“Sampahnya tidak terlalu banyak. Pantai Kuta tetap indah,” kata salah seorang wisatawan asing, Nara, kepada Tempo yang menemuinya saat berjemur di pinggir pantai, Kamis, 26 Desember 2013.
Nara memuji puluhan petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Badung yang bekerja sama dengan masyarakat adat. Para petugas dibantu cekatan membersihkan sampah. "Dari tadi sudah banyak petugas yang membersihkannya. Kotornya pantai tak berlangsung lama,” ujar gadis asal Rusia itu.
Nara mengatakan lebih menyukai Pantai Kuta dibandingkan dengan pantai lainnya, termasuk pantai di kawasan Nusa Dua. Sebab, suasana di Pantai Kuta ramai karena sangat disukai oleh anak muda. "Di Nusa Dua sepi, kebanyakan wisatawan tua,” ucap Nara yang mengaku baru pertama kali datang ke Bali.
Dalam tiga hari terakhir, setidaknya 10 hingga 15 ton sampah berserakan di sepanjang Pantai Kuta. Sampah kebanyakan terdiri atas batang kayu dan ranting pohon. Musim angin barat menjadi penyebab menumpuknya sampah di Pantai Kuta. Sebab, sampah yang ada di tengah laut dihanyutkan ke pantai yang terkenal indah sebagai tempat menikmati matahari tenggelam itu.
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.