Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kedua kanan) dan Istri Iriana (kanan) seusai menanam pohon salak di wilayah percontohan Konservasi Ciliwung, Condet, Jakarta, Minggu (10/11). ANTARA/M Agung Rajasa
TEMPO.CO, Jakarta - Elektabilitas Megawati sebagai calon presiden 2014 versi survei Cyrus Network tidak menggembirakan. Direktur Eksekutif Cyrus Hasan Nasbi, mengatakan Mega hanya memperoleh satu digit saja dari 22 capres yang disurvei. "Mega termasuk yang terpuruk," kata Hasan.
Angka elektabilitas Mega juga anomali. "Kisaran angka elektabilitas Mega makin rendah ketika dikompetisikan dengan 5-8 calon presiden lain," kata dia. Padahal, idealnya angka elektabilitas calon akan naik signifikan jika jumlah kompetitornya makin sedikit. "Tapi hal itu tidak berlaku untuk Mega." (Baca juga: Mega Capres, yang Menang Prabowo dan ARB)
Menurut Hasan, ide menduetkan Mega dan Jokowi tidak buruk, tapi bukan pilihan yang tepat. "Karena PDIP seharusnya bisa mencapai kemenangan maksimal jika mengusung Jokowi sebagai presiden, bukan cawapres," ujar dia.
Adapun elektabilitas Jokowi dalam survei Cyprus terakhir menunjukkan bahwa sosok bekas Wali Kota Solo ini tampil menjadi satu-satunya calon presiden terkuat. Elektabilitasnya 22 persen jika dikompetisikan dengan 22 capres lainnya. (Baca hasil survei lain: Survei: Jokowi Lebih Diinginkan Ketimbang Mega).
Jika dikerucutkan jumlah pesertanya jadi 9 capres, elektabilitas Jokowi 48 persen. Bila jumlah capres enam orang, elektabilitas Jokowi menjadi 56 persen.
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.