Ratusan massa pendukung Gubernur Banten, Atut Chosiyah yang tergabung dalam Presedium Banten Bersatu saat menggelar unjuk rasa didepan gedung KPK, Jakarta (20/12). Dalam aksinya mereka menolak keras politisasi hukum yang ditimpakan kepada Gubernur Banten, Atut Chosiyah. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Suasana sedikit memanas menjelang akhir pemeriksaan Gubernur Banten Atut Chosiyah Chasan dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Gerombolan wartawan yang memadati pintu utama KPK berdesakan. Di halaman gedung, ratusan pendukung Ratu Atut menantinya keluar.
Barikade dari 20-an personel Brigade Mobile berbaju hitam dan dua personel satuan yang sama berbaju cokelat menyiapkan senapan gas air mata. Satu jam berlalu. Hingga pukul 14.20 WIB, Atut belum keluar. (Baca: Ratu Atut Ditahan?)
Atut sedang diperiksa penyidik di dalam gedung KPK. Sejak tiba di area KPK, Atut tampak pucat dan enggan berkata apa pun kepada gerombolan wartawan yang menunggunya. Seperti biasa, Atut tak sendiri. Dia datang bersama pengawal dan beberapa anggota keluarganya.
Atut tiba di KPK pukul 10.10 WIB. Menumpang Mitsubishi Pajero Sport hitam B-22-AAH, Atut turun dan langsung dikawal. Dia berjalan tertunduk. Biasanya dia "menyapa" dengan mempertemukan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi dada. Hingga masuk gedung KPK, Atut tak tersenyum.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha mengatakan, penyidik lembaganya sudah menjadwalkan pemanggilan Atut untuk diperiksa sebagai tersangka kasus yang baru saja menjeratnya, yaitu kasus dugaan suap di lingkungan Mahkamah Konstitusi. "Benar, akan diperiksa sebagai tersangka," kata Priharsa, Jumat, 20 Desember 2013.
Sejak 17 Desember 2013, Atut ditetapkan sebagai tersangka dua kasus korupsi: kasus dugaan korupsi proyek pengadaan alat kesehatan Pemerintah Provinsi Banten dan kasus dugaan suap di lingkungan Mahkamah Konstitusi. (Baca: Golkar Siapkan Bantuan Hukum untuk Atut)