Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah (kiri) mencium Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany ketika berada di ruang tunggu setibanya di Gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Selasa (10/12). ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Serang - Sekelompok orang yang menamakan dirinya Pendekar Pembela Gubernur Banten Atut Chosiyah membubarkan wawancara sebuah stasiun televisi dengan ekonom Universitas Ageng Tirtayasa Banten, Dahnil Anzar, Rabu, 18 Desember 2013. Mereka bahkan membawa isu SARA dalam pembubaran itu.
Dahnil menceritakan, pembubaran paksa itu terjadi sekitar pukul 08.15 pagi tadi. Saat itu, Chairil sedang diwawancarai untuk siaran langsung di dekat masjid milik Atut di Jalan Bhayangkara 51, Serang. Karena hujan, wawancara pun dipindahkan ke pelataran masjid. “Tiba-tiba datang orang tak dikenal dan meminta dialog tidak diteruskan,” ujarnya. “Alasannya, properti itu milik pribadi.”
Dalam pembubaran itu, menurut Dahnil, seorang di antaranya mempermasalahkan asal-usul Dahnil yang bukan berasal dari Banten. “Kamu kan orang Padang, kenapa merusak Banten?” ujarnya menirukan ucapan orang itu. Padahal, Dahnil mengatakan bahwa dirinya bukan orang Padang. "Saya kan Batak, bukan Padang, itu sudah SARA,” katanya.
Gubernur Atut Chosiyah kemarin ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Orang nomor satu Banten ini diduga ikut terlibat dalam kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (kini nonaktif) dan korupsi pengadaan alat-alat kesehatan di Banten. Dalam kasus ini, KPK sebelumnya sudah menetapkan adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, sebagai tersangka.