Kasus Dokter Ayu, Banyak Dokter Tak Mengerti MKDKI

Reporter

Senin, 16 Desember 2013 21:22 WIB

Sekitar 200 dokter dari seluruh Jawa Barat melakukan aksi solidaritas untuk Dr Ayu dan kawan-kawan dalam Unjuk rasa Stop Kriminalisasi Dokter di Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat (27/11). Sekitar 140 dokter lainnya tetap disiagakan di pos masing-masing saat 200 dokter berunjuk rasa. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta -- Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI), Ali Bazaid, mengatakan peran lembaganya tidak banyak diketahui masyarakat. Itulah sebabnya tidak ada laporan mengenai kasus Dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani ke lembaga yang langsung bertanggung jawab kepada presiden itu. "Jangankan masyarakat, dokter juga banyak yang belum mengerti, wartawan juga ada yang salah, fatal," katanya kepada Tempo, Selasa 10 Desember 2013. Ali juga membenarkan bahwa hakim dan polisi tidak banyak mengetahui wewenang MKDKI.

Ali menambahkan lembaganya sangat vital menyelesaikan sengketa yang mempersoalkan profesi dokter. Ia mengklaim MKDKI paling tepat menilai salah atau tidaknya dokter bukan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). "MKEK itu adalah (mengurus) masalah etik bukan disiplin," ujarnya. (Baca: Majelis Disiplin Dokter Nilai Dokter Ayu Bersalah)

Ali menjamin lembaganya tidak membabi buta membela profesi dokter. Ia membantah rumor bahwa dokter di MKDKI akan membela rekan sejawatnya. Jaminan itu adalah dua dari 11 anggota MKDKI bukan berprofesi dokter. "Dua orang praktisi hukum: Sabil Alwi, doktor hukum kesehatan, dan Akhiar Salmi, ahli hukum pidana," katanya. Setiap sidang perkara, majelis hakim MKDKI beranggota empat dokter dan satu praktisi hukum. "Orang hukum ini syarat agar keputusan sah dan sebagai penetralisir agar keputusan tidak subyektif."

Sidang putusan MKDKI bersifat mengikat. Ali mengatakan beberapa dokter dicabut surat izin prakteknya karena dinilai melanggar disiplin. Seorang dokter seksolog terkenal, menurut Ali, pernah mendapat sanksi pencabutan surat izin praktek (SIP). "Kami cabut selama enam bulan," katanya. Ali menegaskan pencabutan SIP adalah masalah berat bagi dokter. "Percaya deh, kasihan."


Ali mengatakan hasil sidang MKDKI bersifat final. Pihak berperkara yang kecewa tidak bisa mengajukan banding atas putusan MKDKI. Putusan itu juga tidak bisa diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara. "Jelas tidak bisa, ini bukan administrasi, ini penegakan disiplin," ujarnya.

AKBAR TRI KURNIAWAN

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

18 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

48 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

8 Februari 2024

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

Pendirian Fakultas Kedokteran diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

4 Februari 2024

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

Calon presiden Prabowo Subianto menjanjikan 300 fakultas kedokteran dan beasiswa untuk 10 ribu pelajar.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

16 Januari 2024

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

Berapa besaran UKT untuk Program Studi Kedokteran?

Baca Selengkapnya