TEMPO Interaktif, Jakarta:Minyak tanah hilang dari pasaran di sejumlah kota di Nusa Tenggara Timur hanya beberapa hari menjelang Natal dan tahun baru. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kelangkaan ini. Namun, aparat kepolisian menduga, ada kemungkinan karena ulah spekulan yang sengaja menyembunyikan stok dalam jumlah banyak untuk mengacaukan situasi pasar. Kapolresta Kupang Ajun Komisaris Besar Polisi Agus Nugroho mengatakan, kepolisian telah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan di lapangan, sekaligus mencari para penimbun.“Tim penyelidikan masih bekerja untuk mencari tahu penyebab kelangkaan minyak tanah yang melanda Kota Kupang beberapa hari menjelang hari Natal dan Tahun Baru ini,” kata Nugroho ketika dihubungi Tempo di Kupang siang ini. Dia memperkirakan, ulah spekulan ini sengaja dilakukan untuk mencari keuntungan ganda menjelang rencana kenaikan harga bahan baker minyak BBM) awal 2005. Berdasarkan hasil pantauan Tempo, ratusan warga yang mendatangi agen-agen minyak tanah harus pulang dengan kecewa karena stok yang tersedia tidak mencukupi. “Kami sangat kecewa karena sudah hampir satu minggu kami kesulitan mendapatkan minyak tanah,” kata Ny. Maria Magdalena (34), warga Kelurahan Oebobo, di salah satu agen minyak tanah di Kupang. Sementara itu, anggota DPRD Kota Kupang Yeskial Loudoe mendesak PT Pertamina (persero) segera melakukan intervensi di lapangan guna memenuhi kebutuhan minyak tanah warga yang tengah mempersiapkan diri untuk merayakan Natal dan tahun baru. “Harus ada upaya dari Pertamina untuk memenuhi kebutuhan minyak tanah warga, karena bila dibiarkan akan mengganggu kenyamanan warga dalam merayakan Natal tahun ini,” kata Loudoe.Menurut dia, bentuk intervensi yang dilakukan bisa berupa penambahan stok minyak tanah kepada agen-agen dan bila perlu Pertamina menggelar pasar murah.Sejauh ini, Pertamina belum memberikan penjelasan secara resmi penyebab terjadinya kelangkaan minyak tanah di Nusa Tenggara Timur.Jems de Fortuna-Tempo