LSI : Popularitas SBY Turun, Rivalnya, Jusuf Kalla

Reporter

Editor

Rabu, 22 Desember 2004 17:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan, popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalami penurunan sebesar 13 persen dalam kurun waktu satu bulan. Terminologi popularitas saat ini menurut LSI telah mengalami pergeseran dibandingkan sebelum pemilihan presiden kemarin. Direktur Eksekutif LSI Denny Januar Aly mengatakan, makna popularitas sebelum pilpres adalah change SBY untuk memenangkan pemilihan. Sedangkan pasca pilpres bermakna seberapa besar tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah.Denny menunjukkan, pada bulan November yang lalu tingkat kepuasan publik mencapai 79,7 persen. Sedangkan pada bulan Desember turun menjadi 66, 4 persen. Artinya, terjadi penurunan yang signifikan selama satu bulan. ?Padahal, era ?bulan madu? SBY (masa seratus hari) belum berakhir? katanya dalam konferensi pers LSI tentang Potret Buram dan Cerah Pemerintahan SBY di Mata Publik di Hotel Sari Pan Pacifik, Jakarta, Rabu (22/12). Popularitas SBY cenderung lebih merosot pada daerah perkotaan dibandingkan di desa. "Karena transformasi informasi dan sensitifitas masyarakat perkotaan lebih besar,"kata Denny. Penurunan popularitas SBY di kota sekitar 17,3 persen, sedangkan di desa hanya sekitar 10,4 persen.Selain itu, terjadi juga penurunan keyakinan publik atas presiden untuk menuntaskan berbagai isu bangsa seperti peningkatan penghasilan, pengangguran, perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, kerusuhan sosial, dan lainnya. Kecuali isu pemberantasan korupsi yang memberikan prosentase stabil pada angka 60 persen. Denny menilai, paling tidak ada empat sebab penurunan popularitas SBY. Pertama, ketidaksesuaian harapan awal pendukung SBY dengan kenyataan yang terjadi. Maksudnya, terjadi kekecewaan publik karena harapannya belum terpenuhi sampai saat ini.Kedua, publik tidak sabar dengan jangka waktu perubahan. Mayoritas mereka menginginkan perubahan dalam jangka waktu 3-6 bulan. Menurut mereka, SBY dianggap tak kunjung membawa perubahan konkrit. ?Mereka mengharap presiden bergerak cepat untuk get things done,?ujar Denny.Ketiga, terdapat sinisme publik terhadap Menteri yang dipilih SBY. Beberapa figur menteri diragukan kapabilitasnya oleh publik. Bahkan, ketidakyakinan publik terhadap menteri mencapai 70 persen.Keempat, kurangnya seni ?public relation? dalam menangani isu populer. Selama memerintah, terdapat banyak isu yang menyita perhatian publik. Diantaranya, kecelakaan pesawat Lion Air, gempa Nabire dan Alor, kematian Munir dan kecelakaan Tol Jagorawi. Penanganan kecelakaan Tol Jagorawi dianggap paling tidak memuaskan publik. Selain masalah diatas, terpilihnya Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golkar dinilai dapat menjadi ?matahari kembar di kabinet?. Sebelum Munas VII Golkar, penilaian publik terhadap dominasi peranan SBY dibandingkan Kalla kurang dari 50 persen. Sedangkan, sekitar 37 persen lainnya menyatakan mereka memiliki peranan sama. ?Padahal Survei ini dilakukan sebelum Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar, partai terbesar,? ujar Denny.Denny menambahkan, kuatnya posisi Kalla dapat menjadi tombak bermata dua di pemerintah. Satu sisi, dapat mengisi kelemahan SBY terkait dengan kontrol parlemen. Namun, ?Disisi lain, dapat terjadi dualisme leaderships?katanya. Terlebih lagi jika terjadi perbedaan sikap dan pandangan politik keduanya. Saat ini tumbuh golongan minoritas publik yang negatif terhadap SBY. Mereka tidak puas dan meragukan SBY dapat membawa perubahan yang signifikan. Ironisnya, Partai Demokrat kendaraan politik SBY memberikan angka ketidakpuasan yang cukup besar, yakni 24,2 persen. Angka ini terbesar kedua setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yakni sekitar 24,7 persen.Ewo Raswa

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

6 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

7 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

17 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

18 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

18 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

18 hari lalu

Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok

Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

18 hari lalu

Lebaran, Anies Baswedan Gelar Open House di Rumahnya hingga Sowan ke JK

Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, bakal merayakan lebaran tahun ini di Jakarta. Rencananya, Anies akan salat id di masjid dekat rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Setelah itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh partai politik pengusungnya dan para politikus senior.

Baca Selengkapnya

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

36 hari lalu

Arti 9 Pilar di Gedung MK, Begini Sejarah Pembangunannya 17 Tahun Lalu

Di depan Gedung MK terdapat 9 pilar besar, apa artinya? Ini riwayat pembangunannya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta.

Baca Selengkapnya