TEMPO Interaktif, Solo: Demo antikenaikan BBM semakin marak terjadi di berbagai daerah. Di Solo, Rabu (22/12) seratusan orang dari berbagai organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Front Penyelamat Rakyat Surakarta (FPRS) melakukan demonstrasi menuntut pencabutan kenaikan BBM. Mereka bahkan sempat melakukan pembajakan terhadap sebuah mobil tanki milik Pertamina pengangkut BBM yang kebetulan melintasi tempat mereka menggelar aksi di depan Kampus Univesitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Demonstrasi ini sempat mendapat pengawalan ketat dari petugas kepolisian untuk mengantisipasi akibat dari aksi "pembajakan" yang dilakukan mahasiswa. Namun, selain menumpangi dan sekedar menyandera sekitar setengah jam, para demonstran tidak melakukan tindakan apapun. "Mobil tanki milik Pertamina ini disandera oleh rakyat sebagai simbol tuntutan rakyat untuk mendapatkan harga BBM yang murah," teriak salah seorang demonstran.Meski berlangsung di ruas jalan utama yang menghubungkan Solo - Semarang, tetapi aksi ini berlangsung tertib. Para demonstran bergantian melakukan orasi yang pada intinya mengecam pemerintahan SBY karena belum 100 hari memerintah telah membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyatnya. Mereka menuding SBY telah membohongi para pemilih dan pendukungnya. "Slogan yang diteriakan SBY selama kampanye terbukti hanya untuk membohongi dan menipu rakyat. Kenaikan BBM adalah pengkhianatan terhadap rakyat," ujar Nizar Rahman, Korlap Aksi.FPRS mendesak agar pemerintah memfokuskan pengungkapan kasus-kasus korupsi dan menyita aset milik koruptor. Langkah tersebut dinilai lebih bermanfaat dan akan menambah keuangan negara daripada menaikkan BBM. Menurut FPRS, selama 100 hari pertama pemerintahan SBY belum terlihat terobosan yang serius untuk menangkap dan menyita asset koruptor. "Padahal kalau SBY berani menyita asset kekayaan Soeharto dan kroninya, bukan saja APBN akan lebih hebat tetapi juga mendapat tambahan yang lebih dari cukup," ujar mereka.Selain menolak kenaikkan BBM dan menutut penyitaan asset kekayaan koruptor terutama Soeharto, FPRS juga menuntut agar pemerintah mengurangi anggaran belanja rutin para pejabat tinggi negara. Selain itu, SBY juga didesak untuk menghentikan pembayaran utang luar negeri sampai dengan rakyat sejahtera. "Kami mengajak seluruh rakyat untuk menduduki pompa bensin dan memaksa agar melayani penjualan dengan harga lama," ujar salah satu aktivis FPRS Onang Sutiyoso. Imron Rosyid/Anas S-Tempo