Kontroversi Putusan Kasasi Vs Upaya PK dr Ayu  

Kamis, 28 November 2013 07:48 WIB

Seorang Dokter dengan tangan terborgol sebagai simbol protes terhadap kriminalisasi dokter saat aksi solidaritas atas penahanan rekannya dr. Ayu di Halaman Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur (27/11). TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Putusan kasasi yang menghukum dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dua koleganya memantik kontroversi. Tiga dokter itu dianggap terbukti lalai sehingga menyebabkan pasien, Julia Fransiska Makatey, meninggal.

Ketika Kejaksaan mengeksekusi putusan itu-dengan menahan dokter Ayu dan satu koleganya, Hendy Siagian-kalangan dokter di sejumlah daerah turun ke jalan, memprotes putusan itu berikut eksekusinya. Kejaksaan pun tak mau disalahkan. "Kami hanya eksekutor putusan itu," kata Kepala Kejaksaan Negeri Manado Yudi Handono kemarin.

Tak puas atas putusan tersebut, dokter Ayu dan dua koleganya telah mengajukan permohonan peninjauan kembali. Upaya luar biasa itu diajukan karena dokter Ayu cs menganggap hakim kasasi telah melakukan kekeliruan penerapan hukum.

Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki mengatakan kontroversi putusan dokter Ayu ini terjadi karena harmonisasi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Kesehatan tidak jalan. "Konstruksi hukum KUHP kerap tidak sama dengan ketentuan di bidang medis," kata dia.

Berikut ini poin-poin putusan kasasi dan putusan majelis etik kasus dokter Ayu dan dua koleganya.

PUTUSAN KASASI
Mahkamah Agung menganggap dokter Ayu dan kawan-kawan melakukan kelalaian:

1. Berdasarkan kesaksian saksi, Najoan Nan Narouw, konsultan jaga bagian kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Malayang, ketika pasien Julia Fransiska Makatey masuk ke rumah sakit itu pada pukul 09.00 Wita, ketubannya sudah pecah sejak di puskesmas. Sampai pukul 18.00 WIB, saksi menyebut dokter Ayu, sebagai salah satu dokter yang ditunjuk menangani pasien, hanya melakukan pemeriksaan tambahan "ultrasonografi" dan tidak menyatakan kondisi korban darurat. (Baca: Malpraktek atau Tidak dr Ayu? Lihat Empat Poin Ini)

2. Tindakan medis yang dilakukan dokter Ayu dan koleganya tidak dimasukkan dalam rekam medis.

3. Dokter Ayu dan koleganya tidak mengetahui pemasangan infus dengan jenis obatnya sampai dikeluarkannya resep obat berulang kali hingga ditolak pihak apotek.

4. Ketika memutuskan operasi, dokter Ayu meminta koleganya, dokter Hendy Siagian, memberi tahu pihak keluarga ihwal risiko operasi, tapi dokter Hendy tidak melakukan langkah itu. (Baca: IDI Bantah Dokter Ayu Tidak Minta Izin Operasi)

5. Dokter Hendy menyerahkan lembar persetujuan kepada korban, yang ketika itu sedang kesakitan, untuk diteken. Belakangan, Laboratorium Kriminalistik mengidentifikasi tanda tangan di surat persetujuan itu bukan tanda tangan korban, alias palsu.

6. Dokter Ayu dan koleganya tidak melakukan tindakan persiapan jika sewaktu-waktu korban mengalami keadaan darurat.

PENINJAUAN KEMBALI
Majelis kasasi dianggap keliru menerapkan hukum, Ayu cs harus dibebaskan.

1. Ayu dan dua koleganya sudah melakukan tindakan sesuai dengan prosedur, keilmuan, dan kompetensi.

2. Bahwa dalam tindakan darurat, seorang dokter harus segera melakukan tindakan operasi, tidak perlu pemeriksaan penunjang.

3. Penyebab kematian pasien adalah adanya emboli udara pada jantung yang diakibatkan efek samping pemberian obat anestesi, bukan karena tindakan operasi.

4. Dokter Ayu dan dua koleganya membantah ikut memalsukan tanda tangan pasien.

5. Keterangan saksi ahli selaku Majelis Kehormatan Etik Kedokteran yang sudah memeriksa dokter Ayu dan dua koleganya menyatakan tidak ada kelalaian dalam penanganan pasien.

ANTON A | MUHAMMAD MUHYIDDIN

Berita Terpopuler Lainnya
Tak Mogok, Dokter di RS Fatmawati Kenakan Baju Hitam
Malpraktek atau Tidak dr Ayu? Lihat Empat Poin Ini
Dokter Ayu Menyesal Jadi Dokter
Kriminolog: Vonis MA untuk Dokter Ayu Sudah Tepat
Ada Dokter Digaji Rp 1,2 Juta




Berita terkait

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

15 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

45 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

8 Februari 2024

Apa Syarat Pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia?

Pendirian Fakultas Kedokteran diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2021.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

4 Februari 2024

Prabowo Janji Bangun 300 Fakultas Kedokteran dan Beasiswa 10 Ribu Pelajar

Calon presiden Prabowo Subianto menjanjikan 300 fakultas kedokteran dan beasiswa untuk 10 ribu pelajar.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

16 Januari 2024

Biaya Kuliah Fakultas Kedokteran di ITS hingga IPB University

Berapa besaran UKT untuk Program Studi Kedokteran?

Baca Selengkapnya

7 Kampus Kedokteran Terbaik Versi EduRank, UI Memimpin

16 Januari 2024

7 Kampus Kedokteran Terbaik Versi EduRank, UI Memimpin

EduRank mengurutkan peringkat 75 kampus terbaik 2023 berdasarkan kinerja penelitiannya pada bidang kedokteran. Dalam daftar ini, UI menempati peringkat pertama.

Baca Selengkapnya