Upah Buruh, PDIP Dukung Beleid Gubernur Jateng
Editor
Raihul Fadjri
Selasa, 26 November 2013 17:59 WIB
TEMPO.CO, Semarang - Pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah mendukung keputusan kadernya yang menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam menetapkan jumlah upah buruh 2014. Sebaliknya, para buruh memprotes keputusan itu karena mereka menilai Ganjar menerapkan politik upah murah. “Sikap gubernur itu pas, karena (jika) upah terlalu tinggi nanti pengusaha bisa hengkang,” kata Wakil Ketua PDI Perjuangan Jawa Tengah Nunik Sriyuningsih, Selasa, 26 November 2013.
Sekitar 3.000 buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Berjuang Jawa Tengah menggelar protes di Semarang mencela keputusan Ganjar yang dituding tak menjalankan amanat PDIP menolak upah murah, Selasa, 26 November 2013. Buruh meminta PDIP menindak Ganjar. “Surat sudah kami kirim, seharusnya partai pengusung Ganjar itu bertanggung jawab bersikap terhadap kadernya yang tak menjalankan amanah partai,” kata koordinator aksi Buruh Berjuang, Nanang Setiono.
Tapi, menurut Nunik, PDIP memahami keputusan Ganjar. Dia berkilah, sikap PDIP menolak upah murah bukan berarti memaksakan kehendak. “Kalau masih kurang puas dicarikan solusi jalan tengah,” ujarnya. Sebelumnya, kolega Nunik, Sekretaris PDIP Jawa Tengah Agustina Wilujeng, menyatakan akan segera membahas ancaman buruh terhadap Ganjar. “Kalau memang ada gejala merugikan PDIP, maka kita akan segera melakukan langkah antisipasi,” kata Agustina, Selasa, 19 November 2013.
Nunik menegaskan, Ganjar sudah melaporkan ihwal upah buruh kepada Puan Maharani, ketua pengurus pusat PDIP bidang politik, saat rapat kerja PDIP Jateng di Surakarta, Sabtu, 23 November 2013. “Lapor ke DPP sudah dilakukan, ke Mbak Puan dan pengurus lain,” ujarnya.
Buruh juga segera memasukkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara yang disiapkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang. “Gugatan ke PTUN itu akan kami layangkan awal Desember,” ujar Presidium Aliansi Serikat Pekerja Pantura Barat (ASPPB), Damirin, di Pekalongan, Selasa, 26 November 2013. Sikap Ganjar yang tak merespons tuntutan buruh menyebabkan buruh di Pekalongan makin meradang. “Awal Desember akan ada aksi besar-besaran di kegubernuran. Jauh lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya.”
EDI FAISOL | DINDA LEO LISTY